IPO Saat Wabah COVID-19, Harga Sahamnya Kena ARA

Monica Wareza, CNBC Indonesia
31 March 2020 09:56
Saham perusahaan ini mengalami auto reject atas atau naik 35% saat pencatatan perdana saham ke Rp 162/saham dari harga penawarannya di Rp 120/saham.
Foto: Tito Bosnia
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) berhasil mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tengah ancaman pandemi corona (COVID-19) yang juga berdampak pada pasar saham. Saham perusahaan ini mengalami auto reject atas atau naik 35% saat pencatatan perdana saham ke Rp 162/saham dari harga penawarannya di Rp 120/saham.

Diperdagangkan sebanyak 40 ribu saham dengan nilai transaksi Rp 6,48 juta dengan frekuensi dua kali transaksi.

Perusahaan ini mengantongi dana senilai Rp 93 miliar dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 775 juta saham atau setara dengan 15,12% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum.


Dalam penawaran umum ini perusahaan sekaligus mengalokasikan 22,63 juta saham untuk karyawannya dalam program ESA. Tujuannya untuk memberikan insentif bagi karyawan.

Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur Yahya Taufik mengatakan dana dari aksi korporasi ini sebesar 49,78% akan digunakan untuk mendanai kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) anak usahanya untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Kebutuhan ini untuk membeli mesin produksi, mesin penunjang termasuk instalasi dan pembangunan serta perbaikan dan/atau pemeliharan fasilitas-fasilitas penunjang dari pihak ketiga. Sementara 50,22% akan digunakan untuk modal kerjaj.

[Gambas:Video CNBC]


Sepanjang 2019 lalu perusahaan mampu mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 1,28 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 6,52% secara year on year (YoY) dari Rp 95,80 miliar di 2018.

Perusahaan bekerja sama dengan Surya Fajar Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek.

Saraswanti Anugerah Makmur merupakan produsen dan distributor pupuk jenis NPK nonsubsidi. Perusahaan memiliki pembeli dari perkebunan nasional. Penjualan ini ditunjang dengan lima fasilitas produksi yang tersebar di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.
(hps/hps) Next Article Potret Saham Hillcon Langsung Melesat Usai Resmi Melantai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular