
Ada Pandemi Corona, 5 Perusahaan 'Ngotot' IPO di April
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 April 2020 16:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Minat perusahaan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia tetap tinggi kendati harus menghadapi badai pandemi COVID-19 yang mengguncang pasar keuangan.
Mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) setidaknya ada lima perusahaan yang sudah mendaftar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada April 2020 ini.
Kelima perusahaan tersebut antara lain, PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera dengan melepas 1,3 miliar saham dengan harga penawaran umum Rp 120 per saham.
Selanjutnya, PT Bhakti Multi Artha yang menawarkan 2 miliar saham dengan harga Rp 103 per saham. Lalu, PT Cipta Selera Murni dengan melepas 184 juta saham dengan harga penawaran Rp 196 per saham.
Tidak hanya itu, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile juga menawarkan 425 juta saham dengan harga penawaran umum Rp 105 per saham. Terakhir, ada PT Karya Bersama Anugerah yang melepas 2,15 miliar saham baru dengan harga penawaran umum Rp 100 per saham.
Vice President PT Artha Sekuritas Indonesia, Frederik Rasali berpendapat, di tengah pandemi COVID-19 pelaksanaan penawaran umum saham perdana berisiko lebih tinggi mengingat ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi akibat pandemi.
"Tentunya risiko lebih tinggi pada tahun ini. Bila calon emiten sudah ada calon pembeli besar, tentunya lebih mudah mencapai target IPO. Namun bila belum ada sama sekali, seharusnya saat ini lebih riskan karena investor lebih ingin pegang cash karena ketidakpastian global," kata Frederik kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/4/2020).
Namun dia menjelaskan, pertimbangan IPO perusahaan pasti sudah dipertimbangkan matang sejak lama oleh masing-masing perusahaan termasuk pertimbangan risiko pasar.
"Persiapan untuk IPO saya yakin tidak dalam 3 bulan ini, tapi bisa saja sudah dilakukan sejak akhir tahun 2019," katanya menjelaskan.
Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas berpendapat, justru pada saat ini, IPO perusahaan bisa menjadi pilihan alternatif, mengingat kenaikan saham perusahaan yang baru IPO pada tahun ini juga cukup tinggi kendati tekanan dari sentimen wabah Corona belum berakhir.
Selain itu, investor sudah lebih dulu mempertimbangkan ketertarikan mereka kepada calon emiten tersebut sebelum menjadi perusahaan publik.
"Emiten dan penjamin juga sudah menghitung-hitung ketertarikan investor sebelum dia IPO dan justru mungkin bisa jadi alternatif pilihan buat investor di pasar saham," tukas Zamzami.
(hps/hps) Next Article Triniti Land IPO, Tawar Harga Saham Rp 200 - Rp 250/unit
Mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) setidaknya ada lima perusahaan yang sudah mendaftar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada April 2020 ini.
Kelima perusahaan tersebut antara lain, PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera dengan melepas 1,3 miliar saham dengan harga penawaran umum Rp 120 per saham.
Tidak hanya itu, PT Sejahtera Bintang Abadi Textile juga menawarkan 425 juta saham dengan harga penawaran umum Rp 105 per saham. Terakhir, ada PT Karya Bersama Anugerah yang melepas 2,15 miliar saham baru dengan harga penawaran umum Rp 100 per saham.
Vice President PT Artha Sekuritas Indonesia, Frederik Rasali berpendapat, di tengah pandemi COVID-19 pelaksanaan penawaran umum saham perdana berisiko lebih tinggi mengingat ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi akibat pandemi.
"Tentunya risiko lebih tinggi pada tahun ini. Bila calon emiten sudah ada calon pembeli besar, tentunya lebih mudah mencapai target IPO. Namun bila belum ada sama sekali, seharusnya saat ini lebih riskan karena investor lebih ingin pegang cash karena ketidakpastian global," kata Frederik kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/4/2020).
Namun dia menjelaskan, pertimbangan IPO perusahaan pasti sudah dipertimbangkan matang sejak lama oleh masing-masing perusahaan termasuk pertimbangan risiko pasar.
"Persiapan untuk IPO saya yakin tidak dalam 3 bulan ini, tapi bisa saja sudah dilakukan sejak akhir tahun 2019," katanya menjelaskan.
Anugerah Zamzami Nasr, Equity Analyst PT Phillip Sekuritas berpendapat, justru pada saat ini, IPO perusahaan bisa menjadi pilihan alternatif, mengingat kenaikan saham perusahaan yang baru IPO pada tahun ini juga cukup tinggi kendati tekanan dari sentimen wabah Corona belum berakhir.
Selain itu, investor sudah lebih dulu mempertimbangkan ketertarikan mereka kepada calon emiten tersebut sebelum menjadi perusahaan publik.
"Emiten dan penjamin juga sudah menghitung-hitung ketertarikan investor sebelum dia IPO dan justru mungkin bisa jadi alternatif pilihan buat investor di pasar saham," tukas Zamzami.
(hps/hps) Next Article Triniti Land IPO, Tawar Harga Saham Rp 200 - Rp 250/unit
Most Popular