
Baru Listing, Saham TFAS Melejit 53%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 September 2019 13:25

Jakarta, CNBC Indonesia - SahamĀ PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) hingga akhir perdagangan sesi I hari ini mengalami penguatan hingga 53,33% ke harga Rp 276/saham. Saham perusahaan ini dibuka di harga Rp 180/saham.
Jumlah perdagangan sahamnya mencapai nilai Rp 31,14 miliar, diperdagangkan sebanyak 110,20 juta saham dengan frekuensi 10.017 kali.
Pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini perusahaan berfokus untuk mendigitalisasi bisnis sumber daya manusia (SDM), mulai dari perekrutan hingga pengelolaan SDM yang ada di perusahaan.
Direktur Utama Telefast Indonesia Jody Hedian mengatakan fokus utama perusahaan ke depan adalah untuk mengembangkan bisnis perekrutan menggunakan sistem talent pool melalui aplikasi yang dikembangkannya dan dijalankan oleh anak usahanya PT Emitama Wahana Mandiri dan PT Bilik Sinergi Indonesia.
"Kita kembangkan aplikasi Bilik Kerja, job application platform yang mempertemukan antara pencari dan pemberi kerja," kata Jody usai pencatatan sahamnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (17/9/2019).
Menurut dia, bisnis sumber daya manusia ini memiliki pangsa pasar yang lebih besar, belum lagi dengan pertimbangan saat ini belum banyak pengelola bisnis SDM ini menggunakan sistem digital.
Perusahaan juga aktif berinvestasi untuk mendukung pengembangan bisnisnya ini, mulai dari untuk kebutuhan pengembangan software dan hardware. Tahun ini perusahaan berinvestasi melalui belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 5,56 miliar.
Tahun depan capex ini meningkat menjadi 5,99 miliar dan kebutuhan ini kembali turun di 2021. Jody menyebutkan kebutuhan dana ini paling besar untuk bisnis perekrutan digital.
Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan bersih senilai Rp 687 miliar dari dua anak usahanya, dengan target laba bersih sebesar Rp 19,7 miliar.
(hps/hps) Next Article IPO Saat Wabah COVID-19, Harga Sahamnya Kena ARA
Jumlah perdagangan sahamnya mencapai nilai Rp 31,14 miliar, diperdagangkan sebanyak 110,20 juta saham dengan frekuensi 10.017 kali.
Pasca mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini perusahaan berfokus untuk mendigitalisasi bisnis sumber daya manusia (SDM), mulai dari perekrutan hingga pengelolaan SDM yang ada di perusahaan.
Direktur Utama Telefast Indonesia Jody Hedian mengatakan fokus utama perusahaan ke depan adalah untuk mengembangkan bisnis perekrutan menggunakan sistem talent pool melalui aplikasi yang dikembangkannya dan dijalankan oleh anak usahanya PT Emitama Wahana Mandiri dan PT Bilik Sinergi Indonesia.
Menurut dia, bisnis sumber daya manusia ini memiliki pangsa pasar yang lebih besar, belum lagi dengan pertimbangan saat ini belum banyak pengelola bisnis SDM ini menggunakan sistem digital.
Perusahaan juga aktif berinvestasi untuk mendukung pengembangan bisnisnya ini, mulai dari untuk kebutuhan pengembangan software dan hardware. Tahun ini perusahaan berinvestasi melalui belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 5,56 miliar.
Tahun depan capex ini meningkat menjadi 5,99 miliar dan kebutuhan ini kembali turun di 2021. Jody menyebutkan kebutuhan dana ini paling besar untuk bisnis perekrutan digital.
Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan bersih senilai Rp 687 miliar dari dua anak usahanya, dengan target laba bersih sebesar Rp 19,7 miliar.
(hps/hps) Next Article IPO Saat Wabah COVID-19, Harga Sahamnya Kena ARA
Most Popular