
Ekspektasi Bunga Acuan Turun, Reli Harga SUN Bisa Berlanjut
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
21 October 2019 09:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan baik di tingkat global maupun domestik diprediksi masih akan membuat harga surat utang negara (SUN) naik pada perdagangan hari ini, Senin (21/10/2019).
Prediksi kenaikan harga efek utang pemerintah itu dapat memperpanjang reli penguatan harga SUN yang sudah terjadi dari Jumat 2 pekan lalu.
"[Data yang membuat pelaku pasar memprediksi bank sentral akan menurunkan suku bunga adalah] data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 China 6% YoY yang di bawah ekspektasi pasar," ujar Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, dalam risetnya pagi ini.
Sentimen lain, lanjutnya, adalah data indeks ekonomi terdepan (leading economic index) September AS yang terkontraksi -1% turut menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi. Indeks itu digunakan untuk memprediksi arah pertumbuhan ekonkmi global beberapa bulan ke depan.
Dengan faktor itu, Ariawan dan tim risetnya memprediksi bank sentral AS yaitu The Fed akan menurunkan suku bunga di akhir bulan, yang akan didahului penurunan suku bunga domestik 7DRRR (BI 7-Day Reverse Repo Rate) oleh Bank Indonesia pekan ini.
Dia mengatakan pada Jumat pekan lalu, total transaksi di pasar obligasi turun meskipun harga obligasi masih menguat, dengan transaksi terbesar terjadi pada seri FR0082 dan FR0064. Penurunan nilai transaksi harian terjadi menjadi Rp 6,7 triliun dari hari sebelumnya Rp 11,5 triliun.
Reli harga masih belum terputus sejak perkembangan positif damai dagang Amerika Serikat (AS)-China 2 pekan lalu masih mendorong kenaikan harga surat utang rupiah pemerintah hingga Jumat pekan lalu. Reli kenaikan harga sudah mencapai 6 hari hingga akhir pekan lalu.
Sentimen positif pasar SUN juga berasal dari meningkatnya probabilitas penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berdasarkan ekspektasi pelaku pasar.
Ekspektasi itu terlihat dari survey CME Fedwatch yang menunjukkan besarnya suara pelaku pasar yang memprediksi suku bunga Fed Rate akan turun 25 basis poin (bps), yaitu 88,4% dari pekan lalu 72,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?
Prediksi kenaikan harga efek utang pemerintah itu dapat memperpanjang reli penguatan harga SUN yang sudah terjadi dari Jumat 2 pekan lalu.
"[Data yang membuat pelaku pasar memprediksi bank sentral akan menurunkan suku bunga adalah] data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 China 6% YoY yang di bawah ekspektasi pasar," ujar Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, dalam risetnya pagi ini.
Sentimen lain, lanjutnya, adalah data indeks ekonomi terdepan (leading economic index) September AS yang terkontraksi -1% turut menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi. Indeks itu digunakan untuk memprediksi arah pertumbuhan ekonkmi global beberapa bulan ke depan.
Dengan faktor itu, Ariawan dan tim risetnya memprediksi bank sentral AS yaitu The Fed akan menurunkan suku bunga di akhir bulan, yang akan didahului penurunan suku bunga domestik 7DRRR (BI 7-Day Reverse Repo Rate) oleh Bank Indonesia pekan ini.
Dia mengatakan pada Jumat pekan lalu, total transaksi di pasar obligasi turun meskipun harga obligasi masih menguat, dengan transaksi terbesar terjadi pada seri FR0082 dan FR0064. Penurunan nilai transaksi harian terjadi menjadi Rp 6,7 triliun dari hari sebelumnya Rp 11,5 triliun.
Reli harga masih belum terputus sejak perkembangan positif damai dagang Amerika Serikat (AS)-China 2 pekan lalu masih mendorong kenaikan harga surat utang rupiah pemerintah hingga Jumat pekan lalu. Reli kenaikan harga sudah mencapai 6 hari hingga akhir pekan lalu.
Sentimen positif pasar SUN juga berasal dari meningkatnya probabilitas penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) berdasarkan ekspektasi pelaku pasar.
Ekspektasi itu terlihat dari survey CME Fedwatch yang menunjukkan besarnya suara pelaku pasar yang memprediksi suku bunga Fed Rate akan turun 25 basis poin (bps), yaitu 88,4% dari pekan lalu 72,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?
Most Popular