Newsletter

Balada Tenaga IHSG dan Harapan Happy Weekend

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 October 2019 06:26
Balada Tenaga IHSG dan Harapan Happy Weekend
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tak terasa akhir pekan telah tiba. Menyambut hari terakhir perdagangan, pasar keuangan Asia bergerak variatif kemarin (17/10/2019).

Ada yang menarik dari perdagangan pekan ini. Apalagi kalau bukan rekor indeks bursa dalam negeri (IHSG) yang terus-terusan finish di zona hijau sejak Senin (14/10), bahkan sudah dimulai dari Jumat pekan lalu.



Seolah tak kehabisan tenaga, indeks bursa tanah air mencatatkan rekor yang fantastis dan berhasil mengungguli bursa kawasan Asia lainnya. Tak tanggung-tanggung, IHSG menghijau lima kali periode perdagangan berturut-turut.

IHSG ditutup menguat 0,19% ke level 6.181,014 pada perdagangan kemarin. Sempat "ngos-ngosan" menjelang akhir jam penutupan perdagangan, IHSG pantang menyerah.

Bak kisah-kisah pada film superhero yang harus babak belur di awal kemudian manis di akhir, itulah kurang lebih kisah IHSG kemarin. Di detik-detik terakhir sprint IHSG berhasil membuat bursa Indonesia kembali mencicipi manisnya melenggang ke zona hijau.

Penguatan IHSG masih sesuai dengan prediksi. Secara teknikal IHSG memang akan menguji level 6.175 - 6.200. Maklum sejak kurang lebih sebulan ini (11 September - 10 Oktober), IHSG berada dalam tren koreksi cukup dalam yaitu 5,6% secara point to point.


IHSG tak sendirian, beberapa indeks utama bursa Benua Kuning lainnya juga merasakan keceriaan serupa. Indeks Hang Seng naik 0,69%, indeks S&P Sensex terangkat 0.94%, indeks PSEI terapresiasi 0.19% dan TAIEX tumbuh 0,22%.

Namun, mayoritas bursa utama Asia justru mengalami koreksi. Indeks Shang Hai turun 0,05%. Indeks Nikkei jatuh 0,09%, indeks Kospi terkoreksi 0.23%, indeks KLCI amblas tipis 0,03%. Tak hanya itu saja, indeks bursa utama Negeri Singa dan Negeri Gajah juga melemah masing-masing 0,27% dan 0,17%.



Kabar gembira tak hanya datang dari pasar ekuitas saja rupanya. Kemarin, mata uang Sang Garuda mencatatkan penguatan sebesar 0,15% ke level Rp. 14.143/US$ di akhir perdagangan setelah dibuka melemah 0,04%. Hal yang sama juga dialami oleh mayoritas mata uang utama Asia.

Sementara itu di pasar obligasi, surat utang pemerintah seri acuan FR0078 bertenor 10 tahun mengalami penurunan imbal hasil yang mengindikasikan adanya kenaikan harga. Pada perdagangan kemarin, seri acuan FR0078 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 4,1 basis poin (bps) menjadi 7,14%.

Penguatan bursa saham dalam negeri, mata uang Rupiah dan obligasi pemerintah RI jadi tanda kompaknya pasar keuangan Indonesia kemarin. 


BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>
Beralih ke bursa utama Amerika Serikat, kabar gembira juga datang dari bursa saham Paman Sam. Tepat pada pukul 03.00 WIB dini hari tadi lonceng penutupan bursa berbunyi posisi indeks utama AS ditutup menguat.

Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 42,82 poin atau 0,16% ke level 27.044,8. Hal yang sama juga dialami oleh Nasdaq Composite Indeks dan S&P 500 yang naik masing-masing 0,44% dan 0,33%.

Wall Street pada perdagangan kemarin memang telah dibuka menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) menguat 71 poin (0,3%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan bertambah menjadi 69,5 poin (0,26%) 20 menit kemudian ke 27.071,48. Indeks Nasdaq tumbuh 49,94 poin (0,61%) ke 8.174,69 sementara indeks S&P 500 bertambah 15,53 poin (0,52%) ke 3.005,55.

Penguatan pada saham-saham di Wall Street ini dipicu oleh rilis data kinerja keuangan kuartal ke tiga yang bisa dibilang oke.

Secara umum, data FactSet menunjukkan 76% emiten dalam S&P 500 companies yang telah merilis neraca keuangannya per kuartal III-2019 membukukan kinerja di atas ekspektasi analis.

Mengutip data Market Watch, beberapa saham yang mengalami kenaikan adalah saham UnitedHealth sebesar 2,85% dan Wallgreens Boots yang juga naik 2,33%. Kedua saham tersebut merupakan saham blue chips AS yang reli pada perdagangan kemarin.

Saham lain yang juga berkontribusi dalam meningkatkan performa indeks Dow Jones adalah saham Caterpillar yang terangkat 1,52%. Saham Walt Disney juga terapresiasi sebesar 1,3% sementara saham Dow Inc menguat 1,4%.

Selain sentimen positif berupa kinerja keuangan emiten yang berada di atas ekspektasi, penguatan indeks utama bursa Paman Sam juga merespon positif adanya kesepakatan baru antara Inggris dan Uni Eropa.



BERLANJUT KE HALAMAN 3 >> Dear investor, untuk perdagangan hari ini mari cermati beberapa sentimen global dan domestik berikut ini.

Investor patut mencermati beberapa isu global yang berpotensi gerakkan pasar keuangan hari ini.

Pertama, berangkat dari performa bursa Wall Street AS yang ditutup menghijau pagi dini hari tadi. Menguatnya bursa AS berpotensi membawa angin segar bagi bursa kawasan Asia.

Kedua, masih seputar kelanjutan friksi dagang dua raksasa ekonomi dunia AS-China. Melansir surat kabar South Morning China Post, fokus Tiongkok saat ini adalah  mengakhiri perang dagang dan meminta AS membatalkan semua tarif yang dikenakan pada produk Negeri Panda tersebut.

“Tujuan utama diadakannya negosiasi antara kedua belah pihak tentu adalah untuk mengakhiri perang dagang, membatalkan bea tambahan. Jika ini terjadi maka akan baik untuk China, Amerika dan seluruh dunia” kata juru bicara kementerian perdagangan China Gao Feng.

Kesepakatan parsial pada fase pertama berupa penundaan tarif oleh AS serta pembelian produk pertanian oleh China memang masih perlu didetailkan.

Oleh karena itu sebelum pertemuan Trump dan Xi Jinping pertengahan November nanti di Santiago Chile pada forum APEC, sekretaris Kementerian Keuangan AS, Steven Mnuchin ditemani dengan perwakilan dagang AS Robert Lightizer akan menemui Wakil Perdana Menteri China Liu Hei untuk kembali mendetailkan kesepakatan.

Di tahun ini, Gao mengklaim bahwa China telah membeli 20 juta ton kedelai, 700.000 ton daging babi, 700.000 ton sorgum, 230.000 ton gandum dan 320.000 ton kapas dari AS.

Oleh karena itu, mata masih harus tertuju pada poros AS-China setidaknya hingga pertengahan November nanti.

Ketiga, perlu juga dicermati dampak perang dagang yang berlarut-larut ini terhadap perekonomian kedua negara yang tengah berseteru. Kemarin rilis data produksi industri AS bisa dibilang cukup mengecewakan.

Data produksi industri AS bulan September turun 0,1% secara YoY dan 0,4% secara MoM. Merupakan penurunan pertama kalinya sejak November 2016. Ini semakin membuktikan bahwa dampak perang dagang memang sangat menyakitkan.

Sentimen global keempat, yang juga perlu investor cermati adalah kabar yang cukup menggembirakan dari Eropa.

Kabar positif berhembus dari Inggris setelah Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan Brexit yang baru, sepertinya yang disampaikan melalui akun twitternya kemarin pada 4.35 waktu setempat. Hanya saja, parlemen Inggris masih harus menyetujui proposal Boris tersebut.






BERLANJUT KE HALAMAN 4 >>

Mari beralih ke dalam negeri, ada dua sentimen utama yang perlu dipantau untuk perdagangan hari ini.

Pertama terkait isu demonstrasi yang merebak seiring dengan diberlakukannya UU KPK hasil revisi serta pelantikan Presiden pada hari Minggu (20/10/2019) nanti.

Kemarin aksi demonstrasi mahasiswa kembali terjadi. Sejumlah mahasiswa mulai memenuhi kawasan Istana Kepresidenan di Jalan Merdeka pada pukul 14.00 kemarin untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait penerbitan perppu untuk UU KPK hasil revisi yang disahkan bulan lalu.

Walau pada akhirnya berakhir damai, investor masih perlu memantau apakah ada kemungkinan demonstrasi kembali dilakukan mengingat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden jatuh di hari minggu nanti.

Sentimen kedua adalah terkait dengan rilis kinerja emiten bursa saham tanah air. Kemarin secara mengejutkan kinerja emiten PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan performa yang cukup mengecewakan. Laba UNVR dalam 9 bulan terakhir harus tergerus tak tanggung-tanggung 24% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Beruntungnya, IHSG masih diselamatkan oleh sentimen positif dari penjualan mobil bulan September yang tumbuh 2,8% secara bulanan walau masih melambat 0,4% secara tahunan.

Data Refinitiv menunjukkan penjualan mobil bulan September naik 2.535 unit di bulan September menjadi 92.938 dari bulan sebelumnya yang hanya 90.403 unit saja.

Hari ini, beberapa emiten bursa tanah air dijadwalkan untuk merilis laporan keuangan kuartal III-2019. Beberapa emiten tersebut diantaranya yaitu : PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS).

Apabila kinerja emiten di kuartal III ini solid, tentu akan menjadi katalis positif yang bisa membawa IHSG kembali finish di zona hijau mencatatkan rekor double hat-trick dan happy weekend dua pekan berturut-turut.

Secara teknikal, IHSG masih berpeluang menguat tercermin dari beberapa indikator short term bullish trend yang diindikasikan dengan garis rata-rata lima harian yang memotong garis rata-rata dua puluh harian serta indikator Relative Strength Index (RSI) yang masih menguat dan belum menyentuh titik jenuh belinya (overbought).

Semoga tenaga IHSG masih cukup untuk catatkan happy weekend minggu ini.



BERLANJUT KE HALAMAN 5 >> Berikut adalah agenda dan rilis data ekonomi yang terjadwal untuk hari ini :
• Rilis data inflasi Jepang bulan September (06.30 WIB)
• Rilis data produksi industri dan penjualan ritel China bulan September serta pertumbuhan ekonomi China Q3 (09.00 WIB)
• Rilis data transaksi berjalan Euro Area bulan Agustus (15.00 WIB)

Berikut adalah agenda dan aksi korporasi dalam negeri yang terjadwal untuk hari ini :
• RUPSLB PT Voksel Elektrik Tbk.
• RUPSLB PT Sunson Textile Manufacturer Tbk. (10.00 WIB)
• RUPSLB PT Kapuas Prima Coal Tbk. (14.00 WIB)

Berikut adalah sejumlah indikator perekonomian nasional :

Indikator

Tingkat

Tingkat pertumbuhan ekonomi (Q2-2019 YoY)

5,05%

Inflasi (September 2019 YoY)

3,39%

BI 7 Days Reverse Repo Rate (September 2019)

5,25%

Defisit anggaran (APBN 2019)

-1,84% PDB

Transaksi Berjalan (Q2-2019)

-3,04% PDB

Neraca Dagang (September 2019

-US$ 160 juta

Cadangan Devisa (September 2019)

US$ 124,3 miliar

 Untuk mendapatkan informasi seputar data-data pasar silahkan klik di sini. 



(TIM RISET CNBC INDONESIA)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular