Analisis Teknikal IHSG

Naik Lima Hari Berturut-turut, IHSG Besok Masih "Ogah" Turun

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 October 2019 18:24
IHSG masih belum mau turun hingga penutupan perdagangan Kamis (17/10/2019), dengan kenaikan 11 poin atau 0,19% pada level 6.181,01
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum mau terjerembab hingga penutupan perdagangan Kamis (17/10/2019), dengan kenaikan 11 poin atau 0,19% pada level 6.181,01.

Antusiasme pelaku pasar pada instrumen saham terlihat meningkat yang tercermin dari nilai perdagangan yang naik Rp 400 miliar menjadi Rp 9,26 triliun. Sebagai perbandingan, transaksi kemarin hanya senilai Rp 8,86 triliun.

Secara teknikal, IHSG masih dalam tren kenaikan jangka pendek. Terbentuknya pola lilin putih (short white candle) menggambarkan konsistensi tren naik IHSG. Selain itu, IHSG masih bergerak di atas rata-ratanya lima dan dua puluh hari terakhir (moving average/MA5/MA20), yang dicitrakan dengan garis melintang berwarna hijau dan ungu pada grafik.

Bila dicermati lebih lanjut, garis rata-rata IHSG selama lima hari (MA5) tersebut mulai memotong garis rata-rata IHSG dua puluh harinya (MA20), sehingga memperkuat asumsi bahwa IHSG sedang dalam periode bullish.

Ada potensi IHSG akan mengakhiri pekan di zona hijau di atas level 6.200. Hal ini diperkuat Indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang bergerak naik dan belum menyentuh level jenuh belinya (overbought).

Sumber: Refinitiv Reuters, yazid muamar

Perjalanan IHSG hari ini tidak mulus-mulus amat, IHSG dibuka menguat dan mencapai level tertingginya pada pukul 09:56 WIB di level 6.197. Selepas itu IHSG terus bergerak turun, salah satunya di picu laporan keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang di bawah ekspektasi pasar.

Dalam 9 bulan pertama tahun ini, total pemasukan perusahaan hanya tumbuh 2,63% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 32,36 triliun dari sebelumnya Rp 31,53 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akibatnya, laba bersih pada kuartal III-2019 drop 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena naiknya beban perusahaan.

Beruntung IHSG diselamatkan oleh sentimen positif dari penjualan mobil. Data Refinitiv menunjukkan penjualan mobil selama bulan September naik sebanyak 2.535 kendaraan menjadi 92.938, meningkat dibandingkan bulan Agustus yang hanya 90.403.

Secara bulanan terjadi kenaikan 2,8%, tetapi secara tahunan masih melambat 0,4%. Data tersebut membuat saham PT Astra International Tbk (ASII) terdorong naik dengan ditutup dengan apresiasi 250 poin menjadi Rp 6.625/saham.

Sentimen untuk esok yang berpotensi menggerakkan IHSG di antaranya rilis laporan keuangan kuartal ketiga dari beberapa emiten yakni: PT Surya Citra Media Tbk/SCMA, PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk/BTPN, dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah/BTPS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular