Obligasi PTPP Siap Terbit Lagi, Kupon Ditawarkan Hingga 8,5%

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
18 October 2019 06:17
PTPP terbitkan obligasi korporasi
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu BUMN konstruksi yaitu PT PP Tbk (PTPP) mulai menjajaki minat dari calon investor untuk penerbitan obligasi berkelanjutan II/tahap II/2019 senilai maksimal Rp 1,5 triliun.

"Sedang masa penawaran awal, bookbuilding, rentang kuponnya 7,75%-8,25% untuk tenor 3 tahun dan 8%-8,5% untuk tenor 5 tahun," ujar Agus Purbiyanto, Direktur Keuangan PTPP, kepada CNBC Indonesia Kamis (17/10/19).

Dia menjelaskan penerbitan itu menjadi lanjutan dari penerbitan obligasi berkelanjutan II senilai total Rp 3 triliun yang tahap I-nya sudah dieksekusi pada tahun lalu. Tahun lalu, obligasi berkelanjutan II/tahap I diterbitkan Rp 1,5 triliun yang terdiri dari dua seri atau dua tranche.

Masing-masing seri terdiri dari seri A bertenor 3 tahun berkupon 8,25% senilai Rp 1,04 triliun dan seri B bertenor 5 tahun berkupon 8,5% senilai Rp 460 miliar. Kedua obligasi akan jatuh tempo masing-masing pada Juli 2021 dan Juli 2023.

Kupon untuk tahap I/2018 memang lebih tinggi daripada kupon yang ditawarkan perseroan dalam penerbitan tahap II/2019 karena suku bunga acuan 7 days reverse repo rate (7DRRR) 5,25% tetapi tren saat itu masih memiliki tren kenaikan. Saat ini suku bunga acuan itu baru turun menjadi 5,25% pada September dari 5,5% tetapi saat ini suku bunga masih dapat turun lagi sehingga trennya masih turun.

Manajemen perusahaan pernah menyatakan guna dari dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi tahap II itu adalah untuk membiayai kebutuhan pengembangan investasi perusahaan di bidang energi dan sistem pengelolaan air minum (SPAM).

Agus mengatakan tiga perusahaan efek yaitu PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas akan tetap menjadi penjamin emisi (underwriter) dari penerbitan obligasi berkelanjutan II/tahap II perseroan, layaknya pada penerbitan obligasi berkelanjutan II/tahap I pada tahun lalu.

Dia juga membenarkan dugaan bahwa laporan keuangan September 2019 yang digunakan menjadi dasar penerbitan obligasi tahap II ini.

Masa berlakunya proses penerbitan obligasi hingga pencatatan di bursa dibatasi 6 bulan sejak periode laporan keuangan yang digunakan menjadi dasar pernyataan pendaftaran penawaran umum efek, baik saham maupun obligasi. Karena itu, penawaran obligasi tahap II PTPP hingga proses pencatatannya di bursa masih dapat dilakukan BUMN karya tersebut hingga Maret tahun depan.

PTPP dan rencana penerbitan obligasi berkelanjutan II perseroan sudah mendapatkan peringkat idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia Tbk (Pefindo).

Selain itu, Agus mengatakan penerbitan obligasi sepanjang masa dan tidak pernah jatuh tempo (perpetual bond) perusahaan yang dia pimpin masih berjalan dan jumlah penerbitannya sangat tergantung dari permintaan calon investor.

"Jumlahnya [penerbitan perpetual bond] nanti tergantung minat investor ritel saja, sehingga harapan kami tidak besar, sekitar Rp 100 miliar dulu."

Pemberitaan di media menunjukkan PTPP pernah menunjuk PT Nusantara Capital Sekuritas sebagai penjamin emisi dari surat berharga perpetual (SBP) yang pernah diterbitkan emiten pada 2018 senilai Rp 150 miliar tersebut.

PTPP, lanjut Agus, juga menilai jumlah penerbitan perpetual bond yang tidak terlalu signifikan disebabkan niatan awal penerbitan yang menjadikannya proyek percontohan (role model) sebagai instrumen yang bisa merelaksasi neraca keuangan (balance sheet). Fleksibilitas tersebut disebabkan instrumen efek itu bisa dicatatkan sebagai liabilitas sekaligus modal saham.

Emiten masih memiliki ruang penerbitan perpetual lagi karena sudah mendapatkan izin efek serupa hingga Rp 1 triliun yang ditetapkan pada 2018 lalu.

Dana dari penerbitan instrumen utang ini rencananya akan digunakan untuk proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Meulaboh 2x200 MW. Proyek ini dibangun dengan skema independent power plant (IPP) melalui konsorsium PT PP Energi, China Datang Overseas Investment Co., dan PT Sumberdaya Sewatama untuk mendapatkan pembiayaan alternatif di luar anggaran pemerintah.

Selain PTPP, BUMN lain yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga pernah menerbitkan perpetual bond pada akhir tahun lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pasar Saham Tak Tentu, PTPP Batal Hantar Anak Usaha IPO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular