
Warren Buffett Risau! 5 Saham 'Tekor' Ini Terpaksa Dilepas
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 October 2019 07:17

Kendati jadi benchmark investasi, Warren Buffett, ternyata pernah melakukan kesalahan saat berinvestasi saham.
Buffett adalah seorang investor kelas kakap yang sudah melakukan investasi di banyak perusahaan dengan neraca yang kuat. Berkshire Hathaway tercatat memiliki sejumlah saham bluechips dalam portofolio yang bernilai lebih dari US$ 170 miliar atau sekitar Rp 2.247 triliun.
Di beberapa nama perusahaan besar, BRK memiliki investasi yang cukup besar adalah: American Express, Coca-Cola, Delta Airlines dan Goldman Sachs.
Melansir The Motley Fool, Selasa (14/10/2019) beberapa kesalahan investasi yang pernah dilakukan Buffet di tiga perusahaan yang cukup terkenal:
1. Conoco Phillips - Euforia Harga Minyak
Buffett melakukan kesalahan saat membeli saham Conoco Phillips, perusahaan energi multinasional yang tercatat di Bursa Saham New York, ia membeli saham dengan harga yang salah.
Kala itu, pada 2008, Buffett membeli saham Conoco Phillips dalam jumlah besar karena dia mempercayai harga minyak dunia akan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang.
Namun, ini tidak berhasil, pasalnya harga minyak mentah tak lama berada di atas US$ 100 per barel pada saat itu dan harga saham perusahaan minyak sudah tak bisa naik.
Buffett kehilangan kira-kira US$ 2 miliar ketika dia membeli sahamnya seharga US$ 7 miliar, terlalu tinggi meskipun Conoco Phillips hanya bernilai US$ 4,4 miliar. Alhasil bukannya dapat cuan, Buffet malah merugi.
2. USAir - Fundamental Tidak Kuat
Warren Buffett juga pernah membuat kesalahan saat membeli saham prerefen perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat pada 1989 silam, USAir. Perusahaan ini mengubah namanya menjadi US Airways pada 1990-an dan kemudian bergabung dengan Amercian Airlines.
Buffett membeli ke maskapai ini, yang telah mencapai pertumbuhan pendapatan luar biasa sejak pendiriannya 50 tahun sebelumnya. Buffett membeli US$ 358 juta saham preferen USAir dengan dividen 9,25%, penukaran wajib dalam 10 tahun, dan hak untuk menjadi saham biasa dengan harga US$ 60/saham.
Dengan investasi sebesar itu, Buffett berharap gain yang didapat juga besar, tapi kebalikannya, USAir, tak punya fundamental yang cukup kuat. Pendapatan USAir pun tak cukup untuk membayar dividen jatuh tempo, bahkan mendekati kebangkrutan.
Buffett masih menyesali perampokan pertamanya ke industri penerbangan hingga hari ini. Dalam surat 2007 kepada pemegang saham, ia menyatakan bahwa ia membeli saham sebagai jaminan, tetapi tidak akan pernah melakukannya lagi.
Industri maskapai penerbangan memang menghadapi tantangan yang berat: loyalitas pelanggan, persaingan besar-besaran, dan kecenderungan pelanggan untuk memilih opsi termurah. Secara keseluruhan, investasi maskapai jarang menghasilkan pengembalian positif bagi investor.
3. Dexter Shoe - Perusahaan Tidak Kompetitif
Buffett juga pernah melakukan kesalahan investasi saat membeli saham perusahaan sepatu bernama Dexter Shoe pada 1993 senilai US$ 433 juta.
Namun, investasi ini bukan menghasilkan keuntungan, tetapi jadi bencana karena perusahaan tidak cukup kompetitif di pasar. Hasilnya, Dexter harus mengakhiri produksi sepatu di AS dan Puerto Rico pada tahun 2001. Buffett menyebut, investasi ini mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham sebesar US$ 3,5 miliar.
"Sampai saat ini, Dexter adalah kesepakatan terburuk yang pernah saya buat," kenang Buffett, kepada pemegang saham, pada 2008.
"Saya memberikan 1,6% dari bisnis yang luar biasa - yang sekarang bernilai $ 220 miliar - untuk membeli bisnis yang tidak berharga," pungkasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
Buffett adalah seorang investor kelas kakap yang sudah melakukan investasi di banyak perusahaan dengan neraca yang kuat. Berkshire Hathaway tercatat memiliki sejumlah saham bluechips dalam portofolio yang bernilai lebih dari US$ 170 miliar atau sekitar Rp 2.247 triliun.
Di beberapa nama perusahaan besar, BRK memiliki investasi yang cukup besar adalah: American Express, Coca-Cola, Delta Airlines dan Goldman Sachs.
1. Conoco Phillips - Euforia Harga Minyak
![]() |
Buffett melakukan kesalahan saat membeli saham Conoco Phillips, perusahaan energi multinasional yang tercatat di Bursa Saham New York, ia membeli saham dengan harga yang salah.
Kala itu, pada 2008, Buffett membeli saham Conoco Phillips dalam jumlah besar karena dia mempercayai harga minyak dunia akan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang.
Namun, ini tidak berhasil, pasalnya harga minyak mentah tak lama berada di atas US$ 100 per barel pada saat itu dan harga saham perusahaan minyak sudah tak bisa naik.
Buffett kehilangan kira-kira US$ 2 miliar ketika dia membeli sahamnya seharga US$ 7 miliar, terlalu tinggi meskipun Conoco Phillips hanya bernilai US$ 4,4 miliar. Alhasil bukannya dapat cuan, Buffet malah merugi.
2. USAir - Fundamental Tidak Kuat
![]() |
Warren Buffett juga pernah membuat kesalahan saat membeli saham prerefen perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat pada 1989 silam, USAir. Perusahaan ini mengubah namanya menjadi US Airways pada 1990-an dan kemudian bergabung dengan Amercian Airlines.
Buffett membeli ke maskapai ini, yang telah mencapai pertumbuhan pendapatan luar biasa sejak pendiriannya 50 tahun sebelumnya. Buffett membeli US$ 358 juta saham preferen USAir dengan dividen 9,25%, penukaran wajib dalam 10 tahun, dan hak untuk menjadi saham biasa dengan harga US$ 60/saham.
Dengan investasi sebesar itu, Buffett berharap gain yang didapat juga besar, tapi kebalikannya, USAir, tak punya fundamental yang cukup kuat. Pendapatan USAir pun tak cukup untuk membayar dividen jatuh tempo, bahkan mendekati kebangkrutan.
Buffett masih menyesali perampokan pertamanya ke industri penerbangan hingga hari ini. Dalam surat 2007 kepada pemegang saham, ia menyatakan bahwa ia membeli saham sebagai jaminan, tetapi tidak akan pernah melakukannya lagi.
Industri maskapai penerbangan memang menghadapi tantangan yang berat: loyalitas pelanggan, persaingan besar-besaran, dan kecenderungan pelanggan untuk memilih opsi termurah. Secara keseluruhan, investasi maskapai jarang menghasilkan pengembalian positif bagi investor.
3. Dexter Shoe - Perusahaan Tidak Kompetitif
![]() |
Buffett juga pernah melakukan kesalahan investasi saat membeli saham perusahaan sepatu bernama Dexter Shoe pada 1993 senilai US$ 433 juta.
Namun, investasi ini bukan menghasilkan keuntungan, tetapi jadi bencana karena perusahaan tidak cukup kompetitif di pasar. Hasilnya, Dexter harus mengakhiri produksi sepatu di AS dan Puerto Rico pada tahun 2001. Buffett menyebut, investasi ini mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham sebesar US$ 3,5 miliar.
"Sampai saat ini, Dexter adalah kesepakatan terburuk yang pernah saya buat," kenang Buffett, kepada pemegang saham, pada 2008.
"Saya memberikan 1,6% dari bisnis yang luar biasa - yang sekarang bernilai $ 220 miliar - untuk membeli bisnis yang tidak berharga," pungkasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
![]() |
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular