Warren Buffett Risau! 5 Saham 'Tekor' Ini Terpaksa Dilepas

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
17 October 2019 07:17
Warren Buffett Risau! 5 Saham 'Tekor' Ini Terpaksa Dilepas
Jakarta, CNBC Indonesia - Warren Buffett adalah nama kesohor di pasar modal global. Sepak terjang dan kemampuan dalam memilih saham-saham berfundamental baik dan menguntungkan pun menjadi patokan bagi investor saham lainnya untuk menentukan keputusan investasi.

Maka tak heran, setiap pernyataan, proyeksi, dan 'wejangannya' dipantau oleh pelaku pasar. Apalagi jika investor berjuluk The Oracle of Omaha (si peramal dari Omaha) ini mengambil keputusan investasi, beli atau jual portofolionya, para fund manager global pun tak mau ketinggalan ikut menyesuaikan portofolio.

Pekan ini, publik pasar modal global dihebohkan ketika perusahaan konglomerasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc. hingga akhir Juni 2019 telah mencairkan investasinya dan berhasil menghimpun total kas hingga US$ 122 miliar atau setara Rp 1.732,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).

Posisi kas Berkshire Hathaway, yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham BRK, pada semester I-2019 setara dengan 60% dari total portofolio perusahaan dengan nilai mencapai US$ 208 miliar.


Bloomberg mencatat bahwa dalam 32 tahun terakhir, jumlah kas yang mendominasi portofolio perusahaan hanya tercatat pada tahun-tahun menjelang krisis keuangan 2008, sebagaimana dikutip dari Market Insiders.

Tingginya likuiditas BRK saat ini menjadi peringatan bagi pelaku pasar karena secara tidak langsung investasi di pasar saham dinilai terlalu mahal dan bisa juga menjadi indikasi kesulitan keuangan dalam waktu dekat. Dengan kata lain para fund manager terlihat mulai memasang sikap waspada dalam mengelola dana mereka.

Namun sikap waspada para manajer investasi, tidak berarti mengindikasikan sudah terjadi resesi di Negeri Paman Sam.


"Ini sikap waspada para fund manager saja, bukan berarti resesi is coming dalam waktu dekat ini, kata resesi agak jauh [bagi AS]. Apalagi untuk Indonesia," kata Senior Vice President PT Royal Investium Sekuritas, Jansen Nasrial, dalam program Power Lunch, CNBC Indonesia, Senin (14/10/2019).

Lebih lanjut, berikut adalah sederet saham yang dilepas oleh Berkshire Hathaway dalam 2 tahun terakhir.

1. International Business Machines Corp (IBM)
IBM adalah perusahaan teknologi asal AS yang didirikan pada 16 Juni 1911 dengan aktivitas bisnis utama memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Pada penutupan perdagangan kemarin IBM dihargai US$ 143/saham atau setara Rp 2,03 juta/unit.

Pada awal tahun 2018, BRK diketahui telah menjual seluruh kepemilikan saham yang dimiliki, di mana posisi pada 2017 diketahui BRK memiliki sekitar 2 juta unit saham IBM. Porsi tersebut berkurang dari posisi awal di tahun 2011, di mana perusahaan membeli 64 juta unit saham IBM di harga US$ 170/saham dengan total investasi mencapai US$ 10,7 miliar.

2. Charter Communications Inc (CHTR.O)
Charter Communication adalah operator kabel di AS dan perusahaan layanan komunikasi broadband. Perusahaan didirikan pada tahun 1993 dan saat ini melayani sekitar 28 juta pelanggan (rumah tangga) dengan jumlah karyawan mencapai 98.000.

Hingga akhir Juni 2019, BRK tercatat telah melepas sekitar 1,61 juta unit kepemilikan saham CHTR.O. Saat ini saham CHTR dihargai sebesar US$ 432,92 atau setara Rp 614,75 juta /unit. Sejak awal tahun hingga Selasa kemarin (15/10/2019) harga saham perusahaan melesat 51,92%.

3. Phillips 66 (PSX)
Pada kuartal pertama tahun ini, BRK tercatat menjual 6,34 juta unit kepemilikan saham di Phillips 66 (PSX) yang membuat porsi kepemilikan perseroan di PSX hanya sekitar 1,24% atau setara 5,55 juta unit saham. Untuk diketahui, Berkshire pertama kali membeli saham PSX di tahun 2014.

Phillips 66 merupakan perusahaan energi dengan pengalaman lebih dari 140 tahun. Aktivitas bisnis perusahaan cukup terdiversifikasi yang mencakup penyulingan, midstream, bahan kimia dan pemasaran.

4. Verizon Communication Inc (VZ)
BRK juga tercatat menjual 928 unit saham atau seluruh kepemilikan sahamnya di Verizon Communication Inc (VZ) pada kuartal pertama 2019. Pada penutupan perdagangan Selasa kemarin saham VZ dijual di harga US$ 60,55/saham dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 250,42 miliar.

VZ didirikan pada tahun 2000 dengan fokus bisnis utama perusahaan menyediakan produk dan layanan komunikasi, informasi dan hiburan kepada konsumen, bisnis, dan lembaga pemerintah.

5. Wells Fargo & Co (WFC)
Wells Fargo & Co (WFC) merupakan bank terbesar di AS yang didirikan di tahun 1852. Aktivitas bisnis perusahaan dibagi dalam tiga segmen operasi meliputi community banking, wholesale banking, dan manajemen kekayaan & investasi.

Hingga akhir Maret 2019, BRK tercatat menjual sekitar 16,97 juta unit saham WFC yang membuat porsi kepemilikan saat ini ada di 9,3%. Kemarin harga saham WFC ada di level US$ 50,11/saham.

LANJUT HALAMAN 2: Deretan saham yang membawa Buffett gagal Kendati jadi benchmark investasi, Warren Buffett, ternyata pernah melakukan kesalahan saat berinvestasi saham. 

Buffett adalah seorang investor kelas kakap yang sudah melakukan investasi di banyak perusahaan dengan neraca yang kuat. Berkshire Hathaway tercatat memiliki sejumlah saham bluechips dalam portofolio yang bernilai lebih dari US$ 170 miliar atau sekitar Rp 2.247 triliun.

Di beberapa nama perusahaan besar, BRK memiliki investasi yang cukup besar adalah: American Express, Coca-Cola, Delta Airlines dan Goldman Sachs.

Melansir The Motley Fool, Selasa (14/10/2019) beberapa kesalahan investasi yang pernah dilakukan Buffet di tiga perusahaan yang cukup terkenal:

1. Conoco Phillips - Euforia Harga Minyak

Tak Selalu Cuan, Ini 3 Investasi Warren Buffett yang GagalFoto: foto : Conoco Phillips

Buffett melakukan kesalahan saat membeli saham Conoco Phillips, perusahaan energi multinasional yang tercatat di Bursa Saham New York, ia membeli saham dengan harga yang salah.

Kala itu, pada 2008, Buffett membeli saham Conoco Phillips dalam jumlah besar karena dia mempercayai harga minyak dunia akan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang.

Namun, ini tidak berhasil, pasalnya harga minyak mentah tak lama berada di atas US$ 100 per barel pada saat itu dan harga saham perusahaan minyak sudah tak bisa naik.

Buffett kehilangan kira-kira US$ 2 miliar ketika dia membeli sahamnya seharga US$ 7 miliar, terlalu tinggi meskipun Conoco Phillips hanya bernilai US$ 4,4 miliar. Alhasil bukannya dapat cuan, Buffet malah merugi.



2. USAir - Fundamental Tidak Kuat

Tak Selalu Cuan, Ini 3 Investasi Warren Buffett yang GagalFoto: foto : USAir

Warren Buffett juga pernah membuat kesalahan saat membeli saham prerefen perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat pada 1989 silam, USAir. Perusahaan ini mengubah namanya menjadi US Airways pada 1990-an dan kemudian bergabung dengan Amercian Airlines.

Buffett membeli ke maskapai ini, yang telah mencapai pertumbuhan pendapatan luar biasa sejak pendiriannya 50 tahun sebelumnya. Buffett membeli US$ 358 juta saham preferen USAir dengan dividen 9,25%, penukaran wajib dalam 10 tahun, dan hak untuk menjadi saham biasa dengan harga US$ 60/saham.

Dengan investasi sebesar itu, Buffett berharap gain yang didapat juga besar, tapi kebalikannya, USAir, tak punya fundamental yang cukup kuat. Pendapatan USAir pun tak cukup untuk membayar dividen jatuh tempo, bahkan mendekati kebangkrutan.

Buffett masih menyesali perampokan pertamanya ke industri penerbangan hingga hari ini. Dalam surat 2007 kepada pemegang saham, ia menyatakan bahwa ia membeli saham sebagai jaminan, tetapi tidak akan pernah melakukannya lagi.

Industri maskapai penerbangan memang menghadapi tantangan yang berat: loyalitas pelanggan, persaingan besar-besaran, dan kecenderungan pelanggan untuk memilih opsi termurah. Secara keseluruhan, investasi maskapai jarang menghasilkan pengembalian positif bagi investor.



3. Dexter Shoe - Perusahaan Tidak Kompetitif

Tak Selalu Cuan, Ini 3 Investasi Warren Buffett yang GagalFoto: Dexter Shoe

Buffett juga pernah melakukan kesalahan investasi saat membeli saham perusahaan sepatu bernama Dexter Shoe pada 1993 senilai US$ 433 juta.

Namun, investasi ini bukan menghasilkan keuntungan, tetapi jadi bencana karena perusahaan tidak cukup kompetitif di pasar. Hasilnya, Dexter harus mengakhiri produksi sepatu di AS dan Puerto Rico pada tahun 2001. Buffett menyebut, investasi ini mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham sebesar US$ 3,5 miliar.

"Sampai saat ini, Dexter adalah kesepakatan terburuk yang pernah saya buat," kenang Buffett, kepada pemegang saham, pada 2008.

"Saya memberikan 1,6% dari bisnis yang luar biasa - yang sekarang bernilai $ 220 miliar - untuk membeli bisnis yang tidak berharga," pungkasnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA

Tak Selalu Cuan, Ini 3 Investasi Warren Buffett yang GagalFoto: Infografis/ Petuah Warren Buffett /Edward Ricardo

(tas/tas) Next Article Perhatian! Ini Kode Keras Saham Pilihan Warren Buffett

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular