
Saham GIAA Mulai Terbang! Akankah Sentuh Harga IPO?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup positif 0,19% di level 6.169 pada perdagangan Rabu sore ini (16/10/2019), saham maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) juga 'terbang' tinggi.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham GIAA menguat 8,04% di level Rp 605/saham, pelan-pelan mendekati harga saat tercatat pertama kali di BEI atau initial public offering (IPO) pada 11 Februari 2011 yakni Rp 750/saham.
Namun harga penutupan hari ini belum menyentuh level tertinggi yang tahun ini di level Rp 632/saham.
Nilai transaksi saham GIAA hari ini sebesar Rp 46,9 miliar dan volume perdagangan 79,13 juta saham. Kenaikan saham Garuda berada di urutan keempat deretan top gainers hari ini setelah PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) melesat 16,82%, PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) naik 9,48%, dan PT MD Pictures Tbk (FILM) naik 9,24%.
Dalam sepekan terakhir perdagangan, saham GIAA melesat 16,35%, sebulan naik 13%, dan year to date atau tahun berjalan meroket 103%. Kendati asing hari ini net sell Rp 1,73 miliar, tapi sejak awal tahun asing sudah masuk ke saham Garuda Rp 91 miliar.
Sentimen harga saham Garuda terjadi sejak perseroan dan anak usahanya PT Citilink Indonesia rujuk dengan Sriwijaya Group setelah sebelumnya sempat berkonflik terkait dengan kerja sama manajemen (KSM).
Kemitraan dua grup maskapai ini terjadi setelah Sriwijaya punya utang cukup besar kepada anak usaha Garuda yakni PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI).
Mengutip laporan keuangan konsolidasi Garuda Indonesia per Juni 2019 lalu, total piutang grup ini ke Sriwijaya Air bernilai sebesar US$ 118,79 juta atau setara dengan Rp 1,66 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari akhir Desember 2018 yang senilai US$ 55,39 juta (Rp 775,55 miliar).
Besarnya beban itu mendorong terjadinya kerja sama pada 19 November 2018 dan pemegang saham Sriwijaya menyerahkan operasional maskapai itu kepada Garuda Indonesia.
Satu sentimen lain yakni laporan bahwa Garuda mengandangkan (grounded) 1 unit pesawat tipe Boeing 737NG karena terdapat keretakan pada pickle fork pesawat. Langkah grounded dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Kan kita sudah bicara sama Boeing untuk semacam klaim begitu lah ya. Cuma belum ada detailnya," kata VP Corporate Secretary Garuda, M Ikhsan Rosan, kepada CNBC Indonesia, Selasa (15/10/2019).
Ia menjelaskan bahwa Garuda Indonesia telah menjalankan prosedur inspeksi dan pemeriksaan komprehensif terhadap armada B737-800NG yang telah mencapai 30.000 siklus terbang (flight cycle).
Garuda punya 3 unit tipe tersebut yang berusia lebih dari 30.000 flight cycle. Namun, dua pesawat tidak dikandangkan karena dipastikan aman. Praktis, hanya satu unit yang ditemukan adanya keretakan.
"Mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda Indonesia masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka flight cycle tersebut," katanya.
(tas/hps) Next Article Heboh Maskapai Dunia Kandangkan Boeing 777, Garuda Bagaimana?
