
Fund Manager Global Panik Dipicu Buffett, di Indonesia Selow!
Syahrizal Sidik & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 October 2019 07:10

Manajer investasi di Tanah Air juga merespons sinyal kewaspadaan dari fund manager global setelah investor saham global ternama, Warren Buffett, mencairkan 60% dari portofolio investasi dalam bentuk tunai.
Perusahaan manajer investasi (MI) menyebut sikap Buffet tersebut belum mengindikasikan adanya resesi ekonomi di AS.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, sebetulnya isu mengenai resesi di AS sudah dibahas sejak tahun lalu, dan hingga kini belum ada tanda-tanda resesi akan terjadi. Artinya, ekonomi AS masih kuat.
Ia juga menyebut, sikap yang diambil "Oracle of Omaha" itu tidak disebabkan karena potensi resesi.
"Filosofi investasi dari Warren Buffet itu lebih kepada valuasi bukan resesi. Kalau dilihat saham-saham di AS mengalami kenaikan signifikan selama beberapa tahun terakhir, hal ini membuat valuasinya menjadi mahal sehingga kemungkinan menjadi penyebab porsi cash lebih besar, bukan karena resesi," ungkap Rudiyanto, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (15/10/2019).
Adapun, kata Rudiyanto, strategi yang diterapkan MI dalam mengantisipasi hal tersebut adalah kembali memperhatikan fundamental perusahaan.
"Kami lebih memperhatikan kinerja laporan keuangan dari emiten yang menjadi aset dasar dan fokus pada perusahaan yang laporan keuangannya menunjukkan peningkatan kinerja atau secara valuasi murah," ungkap Rudiyanto.
(tas/tas)
Perusahaan manajer investasi (MI) menyebut sikap Buffet tersebut belum mengindikasikan adanya resesi ekonomi di AS.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, sebetulnya isu mengenai resesi di AS sudah dibahas sejak tahun lalu, dan hingga kini belum ada tanda-tanda resesi akan terjadi. Artinya, ekonomi AS masih kuat.
"Filosofi investasi dari Warren Buffet itu lebih kepada valuasi bukan resesi. Kalau dilihat saham-saham di AS mengalami kenaikan signifikan selama beberapa tahun terakhir, hal ini membuat valuasinya menjadi mahal sehingga kemungkinan menjadi penyebab porsi cash lebih besar, bukan karena resesi," ungkap Rudiyanto, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (15/10/2019).
Adapun, kata Rudiyanto, strategi yang diterapkan MI dalam mengantisipasi hal tersebut adalah kembali memperhatikan fundamental perusahaan.
"Kami lebih memperhatikan kinerja laporan keuangan dari emiten yang menjadi aset dasar dan fokus pada perusahaan yang laporan keuangannya menunjukkan peningkatan kinerja atau secara valuasi murah," ungkap Rudiyanto.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular