
Benarkah Ekonomi Dunia Menuju Resesi Pertama Sejak 2009?

Menurut Tom Orlik, kepala ekonom di Bloomberg Economics, ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan dapat memicu resesi pada 2020, di antaranya adalah:
Perang Dagang
Perang dagang yang sudah berlangsung selama setahun lebih ini antara AS dengan China telah membuat pertumbuhan global berada di bawah tekanan. Pada Jumat lalu China telah setuju untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS dan Gedung Putih setuju menunda pengenaan tarif impor lagi.
Namun, itu berarti perang dagang masih berlangsung dan bea masuk masih ada. Presiden AS Donald Trump juga masih bisa mengenakan tarif impor pada negara yang ia tuduh telah melakukan praktik dagang yang tidak adil, termasuk melakukan pencurian kekayaan intelektual itu.
Perlambatan di sektor manufaktur
Tidak diragukan lagi produsen telah menjadi korban perang dagang terbesar, dan aktivitas global telah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut. Yang menjadi perhatian khusus adalah sektor mobil yang terus mengalami tekanan, menyebabkan negara yang bergantung pada ekspor, seperti Jerman dan Jepang, menderita. Berbagai bisnis juga banyak melakukan efisiensi dan investasi di sektor non-perumahan AS menyusut pada kuartal kedua, untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Saat ini, sektor jasa juga dikhawatirkan akan terdampak.
Geopolitik
Selain perang dagang AS-China, isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit juga masih menjadi kekhawatiran. Selain itu, AS juga memiliki perselisihan dengan Iran setelah terjadi serangan drone ke ladang minyak Arab Saudi, dan serangan ke kapal tanker minyak Iran pada Jumat. Hal ini berisiko meningkatkan harga minyak.
Lebih lanjut, konflik di Suriah dan demo Hong Kong juga turut memberatkan. Argentina sedang menghadapi krisis fiskal lagi dan tampaknya akan terjadi pergantian pemerintah. Selain itu, Ekuador, Peru dan Venezuela juga memiliki masalah politik. Penyelidikan pemakzulan (impeachment) terhadap Trump juga perlu diperhitungkan.
BERLANJUT KE HAL 3 >>>