Harga Amblas & Tak Lagi Perkasa, Saatnya Tinggalkan Emas?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 October 2019 12:07
Kesepakatan AS-China Hanya Ujian Awal Bagi Emas
Foto: Foto: Salah satu penemuan pemburu harta karun Kerajaan Sriwijaya. (dok. Istimewa).
Presiden AS, Donald Trump, bersama Wakil Perdana Menteri China, Lie He, Jumat waktu Washington mengumumkan jika perundingan kedua negara memberikan hasil "kesepakatan fase satu yang sangat substansial", sebagaimana dilansir CNBC International.

Trump menambahkan "fase dua akan dimulai segera" setelah fase pertama ditandatangani.

Porsi pertama dalam kesepakatan dagang kali ini akan dibuat dalam tiga pekan ke depan, termasuk di dalamnya properti intelektual, jasa keuangan, serta rencana pembelian produk pertanian AS oleh China senilai US$ 40 sampai US$ 50 miliar, kata Trump sebagaimana dilansir CNBC International

Dengan deal kali ini, artinya bea masuk yang rencananya dikenakan ke China pada 15 Oktober nanti resmi ditunda, untuk sementara tidak ada lagi kenaikan bea importasi dari kedua negara. 



Kesepakatan kedua negara menjadi kabar bagus bagi para pelaku pasar global, pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan tumbuh, tidak lagi melambat dan ancaman resesi menghilang. Selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar meningkat, dan aset-aset berisiko kembali menjadi target investasi. Dampaknya, emas yang merupakan aset safe haven menjadi kurang menarik, dan harganya pun amblas ke bawah US$ 1.500/troy ons. 

Namun, emas belum akan benar-benar ditinggalkan pelaku pasar, deal AS-China kali ini hanya ujian awal bagi emas. 

Hasil perundingan AS-China belum menunjukkan adanya penghapusan bea impor dari masing-masing negara, ini artinya arus lalu lintas perdagangan masih akan terhambat. 

Bagaimana respon ekonomi global terhadap deal ini akan menjadi ujian sebenarnya bagi harga emas. Jika kondisi ekonomi global membaik, pertumbuhan ekonomi meningkat, emas perlahan-lahan akan ditinggalkan. 



Saat kondisi ekonomi membaik, panduan kebijakan moneter bank sentral global bisa kembali berubah. Saat ini, bank sentral di berbagai negara memberikan panduan pelonggaran moneter, yang memberikan keuntungan bagi harga emas. Tetapi jika arah kebijakan nantinya berubah menjadi pengetatan moneter, emas akan kembali tertekan. 

Amblas Lagi, Investor Ucapkan Selamat Tinggal ke Emas? Grafik: Probabilitas Suku Bunga The Fed 31 Oktober
Sumber: CME Group


Kebijakan moneter The Fed akan menjadi acuan utama, setelah pengumuman Presiden Trump, probabilitas pemangkasan suku bunga di AS menjadi menurun. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 75,4% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB). 

Sebelum adanya deal dagang, probabilitas tersebut masih di atas 80%. Tetapi jika dibandingkan dua pekan lalu yang di bawah 50%, probabilitas tersebut tentunya masih cukup tinggi, yang berarti pelaku pasar masih memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunganya di akhir bulan nanti.

Artinya peluang harga emas untuk kembali menguat masih terbuka meski tidak sebesar sebelumnya, setidaknya logam mulia ini belum benar-benar ditinggalkan pelaku pasar. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular