Politik Mulai Stabil, Akankah Fitch Ubah Rating RI?

tahir saleh, CNBC Indonesia
11 October 2019 13:34
Fitch Ratings menegaskan belum ada penyesuaian peringkat Indonesia
Foto: Reuters/Reinhard Krause
Jakarta, CNBC Indonesia - Fitch Ratings menegaskan belum ada penyesuaian peringkat Indonesia di level investment grade BBB dengan outlook yang 'Stabil' yang sudah diafirmasi pada Maret lalu. Artinya, belum ada perubahan rating maupun outlook sejak diumumkan terakhir pada September 2018.

Presiden Direktur Fitch Ratings Indonesia, Indra Kampono, mengatakan stabilitas politik di Indonesia masih menjadi perhatian pelaku pasar kendati dari sisi fundamental ekonomi masih pada level yang positif. Selain stabilitas politik, pelaku pasar juga mencermati pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun ke depan.


"Penyesuaian rating, investment grade BBB yang disematkan pada 2018, masih sama view kami dalam 18-24 bulan ke depan, sudah afirmasi pada pertengahan tahun ini. Rating belum akan berubah," kata Inda dalam Power Lunch di CNBC Indonesia, Jumat (11/10/2019).

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi RI tahun ini masih diprediksi berada di level 5,1% di tengah stabilnya politik usai resmi terpilihnya Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih hingga 2024 mendatang.

"Memang demand ekspor lemah, coal dan gas juga, tapi konsumsi lokal kita masih tumbuh. Resesi itu relatif ya, untuk Indonesia, konsumsi lokal kita sangat kuat, itu bisa bertumbuh lagi."

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2019 sebesar 5,05% year on year (yoy). Sementara pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2019 sebesar 5,07%.


Pada semester I-2019, pertumbuhan ekonomi di semester I-2019 sebesar 5,06%. Angka ini turun secara year on year bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di 2018, pertumbuhan ekonomi semester I mencapai 5,17%.

Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan mencapai target. Perekonomian diramal hanya akan tercapai sebesar 5,08% sepanjang tahun ini.

Adapun pertumbuhan 5,08% berada jauh di bawah target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah sebesar 5,3% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019).

Pada Maret lalu, lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings, kembali menegaskan bahwa Indonesia berada di level BBB dengan outlook yang 'Stabil' perihal Long Term Foreign-Currency Issuer Default Rating (IDR) alias risiko gagal bayar. Artinya, belum ada perubahan rating maupun outlook sejak diumumkan terakhir pada September 2018.

Analis Fitch juga memperkirakan permintaan domestik tetap kuat, sedangkan ekspor kemungkinan akan tetap lemah sebagai dampak dari adanya perlambatan ekonomi global.

Dalam rilisnya, Fitch juga menegaskan bahwa kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu faktor yang bisa mendorong konsumsi masyarakat.

Alhasil, pertumbuhan ekonomi dapat dijaga. Hal ini sudah sewajarnya, karena 55,7% dari PDB Indonesia pada tahun 2018 disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga.

Namun, ketergantungan aliran modal luar negeri akan meningkat pada tahun ini. Sebab, defisit transaksi berjalan (CAD) tahun lalu makin lebar, bahkan mencapai 2,98% terhadap PDB, yang merupakan paling rendah sejak 2014.



(tas/hps) Next Article Karena Risiko Likuiditas, Rating Agung Podomoro Jadi Sampah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular