
Trump Mulai "Selow" dengan China, Harga Emas Nyungsep
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 06:31

Namun saat harga emas dunia sedang tersungkur. Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 4.000 (0,56%) menjadi Rp 717.000 per gram pada perdagangan Kamis ini (10/10/2019), dari Rp 713.000 per gram Rabu kemarin.
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,7 juta dari harga kemarin Rp 71,3 juta per batang.
Demikian pulan koin 1 dinar dengan kemurnian Au 91,7%, yang dijual oleh Antam, kemarin dibanderol Rp 2.882.890. 1 koin dinar ini memiliki berat 4,25 gram. Antam juga menjual koin ½ dinar, 2 dinar, dan 4 dinar. Ada juga koin dinar dengan kemurnian FG 99,99%.
Naik turunnya koin dinar maupun emas antam tentunya mengikuti harga emas dunia. Harga emas dunia pada Rabu kemarin stagnan, tetapi pagi tadi sempat melesat naik 0,76% ke level US$ 1.516,76/troy ons.
Perundingan dagang AS-China yang dimulai pada hari Kamis 10 Oktober di Washington waktu setempat menjadi penggerak utama harga emas hari ini. "Gosip" terkait perundingan tersebut sejak Rabu kemarin membuat harga emas naik turun signifikan dalam waktu singkat.
Rabu kemarin, harapan akan adanya damai dagang muncul setelah Bloomberg News, China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS asal tidak ada lagi kenaikan bea impor.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan untuk mencapai beberapa kesepakatan tersebut, pejabat China akan melakukan pembelian lebih banyak produk pertanian AS.
Sementara pagi tadi, CNBC International mengutip harian South China Morning Post yang mengatakan perundingan dagang AS-China di pekan ini tidak membuat kemajuan apapun.
Harapan akan adanya damai dagang atau setidaknya beberapa kesepakatan kembali meredup, aset-aset berisiko berguguran dan aset aman (safe haven) seperti emas kembali menguat ke US$ 1.516,76/troy ons.
Logam mulia perlahan memangkas penguatan setelah CNBC International mendapat jawaban dari pihak Gedung Putih yang menyebutkan laporan South China Morning Post tidak akurat.
Pergerakan harga emas dunia serta rupiah pada hari ini akan menentukan harga koin dinar besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA (hps/hps)
Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,7 juta dari harga kemarin Rp 71,3 juta per batang.
Demikian pulan koin 1 dinar dengan kemurnian Au 91,7%, yang dijual oleh Antam, kemarin dibanderol Rp 2.882.890. 1 koin dinar ini memiliki berat 4,25 gram. Antam juga menjual koin ½ dinar, 2 dinar, dan 4 dinar. Ada juga koin dinar dengan kemurnian FG 99,99%.
Perundingan dagang AS-China yang dimulai pada hari Kamis 10 Oktober di Washington waktu setempat menjadi penggerak utama harga emas hari ini. "Gosip" terkait perundingan tersebut sejak Rabu kemarin membuat harga emas naik turun signifikan dalam waktu singkat.
Rabu kemarin, harapan akan adanya damai dagang muncul setelah Bloomberg News, China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS asal tidak ada lagi kenaikan bea impor.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan untuk mencapai beberapa kesepakatan tersebut, pejabat China akan melakukan pembelian lebih banyak produk pertanian AS.
Sementara pagi tadi, CNBC International mengutip harian South China Morning Post yang mengatakan perundingan dagang AS-China di pekan ini tidak membuat kemajuan apapun.
Harapan akan adanya damai dagang atau setidaknya beberapa kesepakatan kembali meredup, aset-aset berisiko berguguran dan aset aman (safe haven) seperti emas kembali menguat ke US$ 1.516,76/troy ons.
Logam mulia perlahan memangkas penguatan setelah CNBC International mendapat jawaban dari pihak Gedung Putih yang menyebutkan laporan South China Morning Post tidak akurat.
Pergerakan harga emas dunia serta rupiah pada hari ini akan menentukan harga koin dinar besok.
TIM RISET CNBC INDONESIA (hps/hps)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular