Lion Air Bisa Jadi IPO Terbesar, Siapa Penjamin Emisinya?

tahir saleh, CNBC Indonesia
11 October 2019 07:26
Lion Air Bisa Jadi IPO Terbesar, Siapa Penjamin Emisinya?
Foto: Lion Air JT-610 (Istimewa Lion Air)
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air Group membenarkan bahwa perseroan dalam proses mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.

Artinya Lion Air akan menjadi maskapai komersial ketiga yang tercatat di BEI setelah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) induk dari Garuda dan Citilink, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), dan Indonesia Air milik Grup MNC lewat bendera PT Indonesia Transport and Infrastructure Tbk (IATA).

Corporate Communications Strategic
Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan saat ini perseroan dan konsultan masih menganalisis kondisi pasar. Dia tidak membantah saat dikonfirmasi terkait rencana IPO tersebut.

"Bahwa benar Lion Air akan melakukan IPO. Saat ini, konsultan masih melakukan analisis situasi," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2019).

Danang lebih lanjut menjelaskan dana tersebut akan digunakan Lion untuk memperkuat struktur keuangan.


"Nantinya, dana tersebut akan dipergunakan untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan," tambah Danang.

Namun Danang tidak memberikan jawaban terkait underwriter atau penjamin emisi yang akan menangani IPO Lion Air. Dia hanya mengatakan perkembangan terbaru akan diinformasikan selanjutnya.

"Nanti kami informasikan kembali ya," katanya.

Berdasarkan informasi yang didapat CNBC Indonesia, ada empat perusahaan sekuritas yang akan menjadi underwriter IPO Lion Air. Keempat penjamin emisi tersebut adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT MNC Sekuritas dan PT Ciptadana Sekuritas.


CNBC Indonesia, sudah mencoba menghubungi direksi perusahaan sekuritas yang dikabarkan menjadi underwriter IPO Lion Air. Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada respons dari keempat perusahaan tersebut.

Sebelumnya, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia membenarkan rencana Lion Air. Lion air masuk dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Pekan depan perusahaan milik Rusdi Kirana ini akan menggelar mini expose di BEI guna memaparkan rencana awal IPO.

Bila mengacu aturan perusahaan yang akan IPO, tahun buku yang digunakan berlaku 6 bulan terakhir, maka dapat dipastikan, Lion Air paling lambat akan mencatatkan saham perdana di BEI pada Desember tahun ini.

Namun, Nyoman enggan menyebut secara pasti berapa nilai emisi yang ditargetkan Lion Air dalam aksi korporasi ini.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada berpendapat emiten penerbangan mendapat tantangan saat ini terutama naiknya harga minyak mentah. Ini krusial mengingat aat ini biaya bahan bakar menjadi salah satu komponen terbesar dalam struktur biaya operasional maskapai.

Selain itu, maskapai juga punya tantangan untuk meningkatkan jumlah kapasitas penumpang dan rute penerbangan dan dari kebijakan tarif tiket pesawat domestik.

Manajemen Lion Air, belum memberikan keterangan lebih lanjut berapa dana yang ditargetkan yang dihimpun dari aksi korporasi ini, pun termasuk potensi dana IPO Lion Air yang dikabarkan Bloomberg sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun.

PAGI-Lion Air Siap IPO, Siapa Penjamin Emisinya?Foto: Wings Air dengan pesawat ATR 72-500. (Foto: Marthunis)

"Mengenai hal itu, saya belum bisa memberikan keterangan dulu, jika ada info, kami kabari," kata Danang, Rabu (9/10/2019).

Kepala Riset PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma berpendapat, di tengah volatilitas dan kondisi pasar seperti sekarang, target Rp 14 triliun untuk emisi akan sulit dicapai. Mengingat, saat ini, pesaing Lion, Garuda Indonesia yang sudah lebih dulu IPO, nilai kapitalisasi pasar atau market cap baru Rp 13 triliun.

Ia juga menyangsikan, target emisi itu akan tercapai.


"Logikanya kan IPO hanya sebagian kecil yang ditawarkan. Misal 20%, kalau nilainya Rp 14 triliun berarti nilai perusahaannya beberapa kali nilai emisinya. Sepertinya tidak sebesar itu size Lion," kata Suria kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/10/2019).

Menurut Suria, dengan melantai di pasar saham, tidak menjadi jaminan saham Lion Air ke depan akan likuid, mengingat tantangan di industri penerbangan masih berat. Ditambah lagi, kecenderungan industri maskapai yang membentuk oligopoli. "Apalagi performa saham maskapai lainnya saat ini belum terlalu kuat," pungkas Suria Dharma.

LANJUT HALAMAN 2: Bakal Jadi IPO terbesar?

Jika benar-benar terealisasi, dan angka emisi tak jauh dari sekitar Rp 14 triliun, maka Lion berpotensi menjadi IPO terbesar di Indonesia.

Dalam catatan Tim Riset CNBC Indonesia, rekor emisi IPO dalam 10 tahun terakhir masih dipegang oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang tercatat di bursa pada Juli 2008 dengan nilai fantastis Rp 12,2 triliun. Berikutnya ada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 6,29 triliun pada 2010 dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) Rp 5,16 triliun pada September 2016.

Pada 2019 ini, salah satu emisi IPO terbesar yakni PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) sebesar Rp 4,76 triliun. Saat IPO, LIFE melepas sebanyak 393,75 juta saham ke publik dengan sebesar Rp 12.100/saham sehingga total nilanya  Rp 4,76 triliun.

Namun aksi IPO pada 9 Juli 2019 ini lebih merupakan divestasi saham yang dilakukan oleh induk usahanya yakni PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).



Lion Air Siap IPO, Siapa Penjamin Emisinya?Foto: Infografis/ 10 IPO Terbesar Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella

Sebelum kabar Lion bakal IPO, pada September lalu, BEI juga mengungkapkan sudah bertemu dengan manajemen calon emiten baru lainnya, PT Softex Indonesia yang menyampaikan minat untuk segera IPO tahun ini.

Nilai emisi perusahaan produsen produk sanitary dan pembalut wanita ini digadang-gadang bisa mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,05 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$).

Direktur PenilaianPerusahaanBEIIGDNYetna Setia mengatakan pihak perusahaan sudah menemui manajemen bursa, namun belum menyampaikan dokumen secara formal ke bursa untuk merealisasikan niatnya tersebut.
"Softex itu ketemu dengan salah satu direktur kami, Pak Laks [Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa] untuk menyampaikan niatnya. Sedang dalam proses, belum ada informasi berupa dokumen, baru secara lisan," kata Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/9/2019).

Jika Softex dan Lion memang benar-benar merealisasikan niatnya untuk melantai di bursa tahun ini dan sesuai dengan target rencana awal, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan kedua perusahaan ini akan masuk deretan emiten jumbo pertama yang tercatat di BEI tahun ini.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular