Aksi Emiten: Lion Air Siap IPO, Jawaban DBS Soal Bank Permata

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
10 October 2019 07:30
Aksi Emiten: Lion Air Siap IPO, Jawaban DBS Soal Bank Permata
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Rabu (9/10/2019), di zona merah. Pada pembukaan perdagangan, IHSG jatuh 0,15% ke level 6.030,46.

Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah bertambah dalam menjadi 0,27% ke level 6.023,52. Per akhir sesi dua, koreksi IHSG adalah sebesar 0,17% ke level 6.029,16.

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei terkoreksi 0,61%, indeks Hang Seng melemah 0,81%, dan indeks Straits Times berkurang 0,57%.



Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan hari ini, Kamis (10/10/2019).

1.Lion Air Sudah Siap IPO, Berapa Nilai Emisinya?

PT Lion Mentari Airlines, operator maskapai Lion Air sudah masuk daftar perusahan (pipeline) yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia membenarkan rencanaLion Air menjadi perusahaan publik. Perseroan bakal menggunakan tahun buku Juni 2019. Lion air masuk dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.

Bila mengacu aturan perusahaan yang akan IPO, tahun buku yang digunakan berlaku 6 bulan terakhir, maka dapat dipastikan, Lion Air paling lambat akan mencatatkan saham perdana di BEI pada Desember tahun ini. Namun, Nyoman enggan menyebut secara pasti berapa nilai emisi yang ditargetkan Lion Air dalam aksi korporasi ini.

"Saya belum bisa menyampaikan apa-apa, minggu depan ada mini expose," kata Nyoman di BEI, Jakarta, Rabu (9/10/2019).


BERLANJUT KE HAL 2 >>>


2.Bayar Utang, Sritex Terbitkan Obligasi Global US$ 225 Juta

Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar AS dengan nilai pokok US$ 225 juta

Dalam keterangan yang disampaikan perseroan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu (9/10/2019), obligasi ini diterbitkan untuk membiayai kembali (refinancing) atas surat utang yang jatuh tempo pada 2021 senilai US$ 175 juta yang tersisa dari US$ 350 juta. Selebihnya akan dipakai modal kerja perseroan.

Surat utang ini akan ditawarkan kepada investor di luar negeri dan sudah mendapat peringkat Ba3 oleh lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service. Surat utang baru ini dijamin oleh PT Sinar Pantja Djaja (SPD), PT Biratex Industries (BIS), dan PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) serta enititas anak perseroan.

3.Dikabarkan Minat Akuisisi Bank Permata, Ini Jawaban DBS Group

DBS Group, bank terbesar di Asia Tenggara, dikabarkan berminat untuk mengakuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang digenggam oleh Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII). DBS juga diberitakan sudah menunjuk penasihat untuk membantu mewujudkan transaksi tersebut.

Rumor ini telah tersebar di para pelaku pasar dan industri perbankan. Aksi bidik DBS ke bank domestik tersebut akan meramaikan persaingan mendapatkan Bank Permata, bersama dengan Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) yang juga asal Singapura dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMBC) asal Jepang.

Ketika dikonfirmasi oleh CNBC Indonesia, DBS Group menyatakan belum bisa memberikan komentar. "Kami belum dapat memberikan komentar," ujar perwakilan DBS Group ketika dikonfirmasi CNBC Indonesia hari ini terkait berita minat menawar Bank Permata.
BERLANJUT KE HAL 3 >>>


4.Tekstil Lagi Susah, Trisula Tambah Modal Rp 577 M

Pemegang saham emiten industri dan perdagangan garmen PT Trisula International Tbk (TRIS) menyetujui aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Hal ini disepakati dalam gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan perseroan.

Tujuan penggunaan dana rights issue untuk memperoleh 78,52% saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL).

Aksi korporasi ini selain untuk meningkatkan kinerja keuangan TRIS, juga menyinergikan unit segmen usaha baru yaitu manufaktur dan perdagangan tekstil di bawah bendera BELL.

TRIS menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,09 miliar saham baru dengan nominal sebesar Rp 100 per saham, di mana setiap 1 saham lama berhak akan berhak atas 2 HMETD. "Target dana yang dihimpun dalam rights issue tahap pertama ini sebanyak-banyaknya Rp 577 miliar," kata Santoso Widjojo.

5.Dicecar Bursa Soal Gojek Bank, ARTO Gelar Paparan Publik

Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta kepada PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) untuk menggelar public expose, terkait dengan sejumlah peristiwa yang terjadi.

Berdasarkan keterbukaan informasi, permintaan Bursa tersebut disampaikan melalui surat elektronik kepada Bank Artos pada hari ini, Rabu (9/10/2019).

Permintaan bursa tersebut langsung direspons oleh Bank Artos dengan rencana menggelar public expose (PE) pada Senin (14/10/2019) pekan depan. PE tersebut akan digelar mulai pukul 13.30 WIB di Ruang Auditorium Gedung BEI.

"Kami sampaikan juga, bahwa PE akan dihadiri oleh Direksi dan Corporate Secretary," ujar Deddy Triyana dalam keterbukaan informasi.

Saham ARTO telah naik 1.329,35% sejak awal tahun hingga perdagangan Rabu (8/10/2019). Pada awal tahun, bank yang disebut-sebut bakal jadi Gojek Bank ini berada pada harga Rp 184/saham, sementara saat ini berada di Rp 2.630/saham.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular