Ada-ada Saja, Ini Sederet 'Alasan' AS Blokir Perusahaan China

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 October 2019 12:17
Kesepakatan Dagang Jadi Semakin Sulit Diteken
Foto: CNBC

Langkah AS yang terus-menerus menekan korporasi asal China sejauh ini terbukti tak berbuah manis.

Untuk diketahui, pada saat ini perhatian pelaku pasar di seluruh dunia sedang tertuju pada negosiasi dagang tingkat tinggi AS-China yang akan digelar di Washington pada hari ini waktu setempat.

Dalam delegasi tingkat tinggi ini, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara delegasi AS akan dipimpin oleh Kepala Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan ikut berpartisipasi dalam delegasi yang dipimpin oleh Lighthizer.


Seiring dengan langkah AS yang terus-menerus menekan China, Beijing justru menjadi geram dan prospek tercapainya kesepakatan dagang menjadi meredup.

Merespons dimasukannya
delapan perusahaan teknologi raksasa asal China oleh AS ke dalam daftar hitam, Beijing dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya tak akan tinggal diam. 

“China akan terus mengambil langkah-langkah yang tegas dan kuat untuk mempertahankan kedaulatan negara, keamanan, dan pembangunan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, seperti dilansir dari CNBC International.

Pemberitaan dari South China Morning Post (SCMP) menyebutkan bahwa AS dan China tak menghasilkan perkembangan apapun kala perbincangan tingkat deputi digelar pada awal pekan ini.

SCMP kemudian menyebut bahwa delegasi pimpinan Wakil Perdana Menteri China Liu He hanya akan menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi dengan delegasi AS selama satu hari dan akan kembali ke Beijing pada hari Kamis. Untuk diketahui, sebelumnya delegasi China dijadwalkan kembali ke Beijing pada hari Jumat (11/10/2019).

Masalah transfer teknologi secara paksa yang ditolak untuk dirundingkan oleh pihak China menjadi dasar dari mandeknya perbincangan antar kedua negara, seperti dilaporkan oleh SCMP. 

Sejatinya, pemberitaan dari SCMP dibantah oleh Gedung Putih. Melansir CNBC International, Gedung Putih menyebut bahwa pemberitaan dari SCMP tidaklah akurat. Menurut Gedung Putih, hingga saat ini pihaknya tak mendapat informasi bahwa terdapat perubahan dalam jadwal kunjungan delegasi China.

Lebih lanjut, seorang pejabat senior pemerintahan AS menginformasikan kepada CNBC International bahwa delegasi China masih dijadwalkan untuk kembali ke Beijing pada Jumat malam, dan rencana jamuan makan malam pada Kamis malam masih terjadwal.

Namun kemudian, seorang sumber yang terlibat dalam negosiasi dagang AS-China mengatakan kepada CNBC International bahwa jadwal negosiasi dagang tingkat tinggi kini sudah menjadi tidak jelas, dengan negosiasi pada hari Jumat menjadi sebuah pertanyaan.

 

Ada-ada Saja, Ini Sederet 'Alasan' AS Blokir Perusahaan ChinaFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He berjabat tangan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di luar kantor Perwakilan Dagang AS di Washington, AS, (9/5/2019). (REUTERS / James Lawler Duggan)

Menurut sumber tersebut, salah satu skenario yang bisa terjadi adalah Wakil Menteri Keuangan China Liao Min tetap tinggal di Washington guna melanjutkan negosiasi, sementara Liu He bertolak ke China terlebih dulu. Opsi lainnya adalah negosiasi tingkat tinggi diakhiri pada hari Kamis.

Kini, ada potensi yang besar bahwa perang dagang AS-China justru akan tereskalasi pasca kedua negara selesai menggelar negosiasi tingkat tinggi. Jika ini yang terjadi, perekonomian keduanya terancam mengalami yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Mengingat posisi AS dan China selaku dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi, pastilah hard landing yang terjadi di sana akan membawa dampak negatif yang sangat signifikan bagi perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(ank/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular