
Saham 3 Bank BUMN Ini Terkoreksi, Kabar Selamatkan Muamalat?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
07 October 2019 17:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham bank-bank BUKU IV milik pemerintah, yakni PT Bank Mandiri Indonesia Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan koreksi pada perdagangan Senin ini (7/10/2019) di tengah sentimen ketiga bank ini berusaha menyuntik modal pada salah satu bank syariah.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada penutupan perdagangan hari ini, saham BMRI minus 0,78% di level rp 6.350/saham, BBRI turun 1,27% di level Rp 3.900/saham, dan BBNI turun 2,91% Rp 6.675/saham.
Salah satu sentimen yang menekan pergerakan harga saham tiga emiten bank BUMN ini yakni kabar rencana penyelamatan atas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BBMI).
Analis PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Sebastian Tobing dan Rifina Rahisa, dalam risetnya yang dirilis hari ini (7/10/2019) menyampaikan bahwa penurunan harga saham tersebut besar kemungkinan disebabkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa ketiga bank tersebut membeli kredit sekuritisasi atas utang bermasalah yang dimiliki oleh Muamalat.
Untuk diketahui, BBMI merupakan bank syariah pertama di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 57 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 4 triliun di paruh pertama 2019.
Perusahaan dalam 5 tahun terakhir dilanda masalah terkait kualitas aset yang menyebabkan nilainya terus menurun dari tahun ke tahun.
Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah perolehan kredit dan pendapatan bunga yang dicatatkan oleh Muamalat menurun sejak tahun 2014.
Lebih lanjut, jika BBRI, BMRI, dan BBNI ditugaskan untuk menyelamatkan bank syariah pertama tersebut, analis dari Trimegah memproyeksi metode yang digunakan bukan dengan akuisisi, namun dengan membeli pinjaman sekuritisasi yang dikeluarkan oleh Muamalat.
Dengan demikian, mempertimbangkan ukuran modal (ekuitas) dari BMRI, BBRI, dan BBNI, maka proporsi pembelian pinjaman paling besar dibukukan oleh BBRI (39%), disusul oleh BMRI (38%) dan BBNI (23%).
Total pinjaman sekuritasi yang diterbitkan BBMI akan ada di kisaran jumlah suntikan modal yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tobing dan Rahisa dalam risetnya menganalisa bahwa Muamalat setidaknya membutuhkan suntikan modal sekitar Rp 15,9 - 20,9 triliun atau secara rata-rata senilai Rp 18,3 triliun.
Kemudian, berdasarkan proporsi yang disebutkan sebelumnya, maka BMRI akan membeli pinjaman sekuritisasi yang diterbitkan Muamalat sebanyak Rp 6,9 triliun, BBRI sebesar Rp 7,1 triliun, dan BBNI sebesar Rp 4,2 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Bantah Kabar Selamatkan Muamalat, Saham BMRI & BBNI Pulih
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, pada penutupan perdagangan hari ini, saham BMRI minus 0,78% di level rp 6.350/saham, BBRI turun 1,27% di level Rp 3.900/saham, dan BBNI turun 2,91% Rp 6.675/saham.
Salah satu sentimen yang menekan pergerakan harga saham tiga emiten bank BUMN ini yakni kabar rencana penyelamatan atas PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BBMI).
Analis PT Trimegah Sekuritas Indonesia, Sebastian Tobing dan Rifina Rahisa, dalam risetnya yang dirilis hari ini (7/10/2019) menyampaikan bahwa penurunan harga saham tersebut besar kemungkinan disebabkan kekhawatiran pelaku pasar bahwa ketiga bank tersebut membeli kredit sekuritisasi atas utang bermasalah yang dimiliki oleh Muamalat.
Untuk diketahui, BBMI merupakan bank syariah pertama di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 57 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 4 triliun di paruh pertama 2019.
Perusahaan dalam 5 tahun terakhir dilanda masalah terkait kualitas aset yang menyebabkan nilainya terus menurun dari tahun ke tahun.
![]() |
Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah perolehan kredit dan pendapatan bunga yang dicatatkan oleh Muamalat menurun sejak tahun 2014.
Lebih lanjut, jika BBRI, BMRI, dan BBNI ditugaskan untuk menyelamatkan bank syariah pertama tersebut, analis dari Trimegah memproyeksi metode yang digunakan bukan dengan akuisisi, namun dengan membeli pinjaman sekuritisasi yang dikeluarkan oleh Muamalat.
Dengan demikian, mempertimbangkan ukuran modal (ekuitas) dari BMRI, BBRI, dan BBNI, maka proporsi pembelian pinjaman paling besar dibukukan oleh BBRI (39%), disusul oleh BMRI (38%) dan BBNI (23%).
Total pinjaman sekuritasi yang diterbitkan BBMI akan ada di kisaran jumlah suntikan modal yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Tobing dan Rahisa dalam risetnya menganalisa bahwa Muamalat setidaknya membutuhkan suntikan modal sekitar Rp 15,9 - 20,9 triliun atau secara rata-rata senilai Rp 18,3 triliun.
Kemudian, berdasarkan proporsi yang disebutkan sebelumnya, maka BMRI akan membeli pinjaman sekuritisasi yang diterbitkan Muamalat sebanyak Rp 6,9 triliun, BBRI sebesar Rp 7,1 triliun, dan BBNI sebesar Rp 4,2 triliun.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Bantah Kabar Selamatkan Muamalat, Saham BMRI & BBNI Pulih
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular