Setelah Menguat Sepekan, Bisakah Harga Emas Cetak Rekor Lagi?

Irvin Avriano Arief & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 October 2019 07:06
Setelah Menguat Sepekan, Bisakah Harga Emas Cetak Rekor Lagi?
Foto: Foto: Salah satu penemuan pemburu harta karun Kerajaan Sriwijaya. (dok. Istimewa).
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia bergerak naik sepanjang pekan lalu. Tingginya risiko ekonomi global membuat investor cemas dan memilih bermain aman dengan mengoleksi aset investasi safe haven seperti emas.

Sepanjang pekan lalu (30 September-4 Oktober), harga emas dunia di pasar spot naik 0,52% secara point-to-point. Harga si emas hitam ini kembali ke kisaran US$ 1.500/troy ons. Kendati secara harian, harga emas pada Jumat ditutup turun tipis di level US$ 1.504,35/troy ons dari harga Kamis US$ 1.504,75/troy ons, mengacu data Refinitiv.




Pada awal-awal pekan, harga emas sempat tertekan karena euforia investor terhadap hubungan AS-China. Pada 2 pekan lalu, kedua negara sepakat untuk melanjutkan perundingan tingkat menteri di Washington pada 10-11 Oktober pekan ini.

Damai dagang AS-China adalah sesuatu yang sangat didambakan oleh pelaku pasar, dan seluruh pelaku ekonomi. Pasalnya perang dagang yang terjadi selama lebih dari setahun terakhir membuat rantai pasok global rusak dan pertumbuhan ekonomi melambat.

Namun memasuki pertengahan pekan, situasi mulai berbalik mencekam. Adalah data ekonomi AS yang membuat pelaku pasar semakin khawatir terhadap ancaman resesi di Negeri Paman Sam.

Pada September, angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS versi Institute for Supply Management (ISM) adalah 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.

Angka PMI di bawah 50 menunjukkan industriawan tidak melakukan ekspansi. Selain itu, skor 47,8 adalah yang terendah sejak Juni 2009.


Kemudian ISM melaporkan bahwa PMI jasa AS pada September berada di 52,6. Masih di atas 50, tetapi angka itu adalah yang terendah sejak Agustus 2016.

Sektor jasa mewakili lebih dari dua pertiga ekonomi AS. Jika sektor ini melambat, maka perekonomian AS juga terancam kehilangan lajunya bahkan bukan tidak mungkin sampai terkontraksi alias tumbuh negatif. Ketika ekonomi tumbuh negatif selama dua kuartal beruntun pada tahun yang sama, itu namanya resesi.


Lalu ada pula sentimen negatif berupa ancaman perang dagang AS vs Eropa. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memenangkan gugatan AS yang menyebut Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus sehingga menimbulkan persaingan tidak sehat dengan perusahaan pembuat pesawat lainnya seperti Boeing.

Sidang panel WTO menyatakan AS menderita kerugian sampai US$ 7,5 miliar per tahun. Keputusan WTO ini menjadi pembenaran bagi rencana AS untuk menerapkan bea masuk terhadap importasi produk-produk dari Eropa. Washington mengusulkan pengenaan bea masuk bagi importasi hingga US$ 11 miliar, berlaku mulai 18 Oktober.

Perang dagang AS-China belum benar-benar selesai, sekarang ada lagi perang dagang AS-Uni Eropa. Investor melihat prospek perekonomian global tetap suram. Akibatnya, aset-aset berisiko ditinggalkan dan investor bermain aman dengan memburu emas.

LANJUT HALAMAN 2: Harga emas Antam

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Sabtu (5/10/2019), harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terkoreksi Rp 3.000/gram menjadi Rp 712.000/gram dibandingkan dengan Jumat di level Rp 715.000/gram.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam per Sabtu kemarin, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram yang menjadi acuan, menguat menjadi Rp 71,20 juta per batang (Rp 712.000/gram) dari harga Jumat Rp 71,5 juta per batang.

Emas 100 gram biasanya menjadi acuan perdagangan, sementara harga emas 1 gram Antam yakni dihargai Rp 761.000.

Harga emas Antam belum menembus rekor tertinggi yang pernah dicapai yakni Rp 726.000/gram pada awal September. Penurunan harga emas Antam pada Sabtu mengekor harga emas global yang turun secara harian pada Jumat lalu di level US$ 1.504,35/troy ons dari harga Kamis US$ 1.504,75/troy ons, mengacu data Refinitiv.


Selain emas Antam biasa, Antam juga menawarkan emas batik dan emas tematik serta menampilkan harga hariannya di situs yang sama.

Di sisi lain, Antam juga menjual emas batangan dengan dasar ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram di berbagai gerai yang tersedia di berbagai kota, dari Medan hingga Makassar.

Harga dan ketersediaan emas di tiap gerai bisa berbeda. Harga emas tersebut sudah termasuk PPh 22 0,9%. Masyarakat bisa menyertakan NPWP untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah yaitu 0,45%.

Naik-turunnya harga emas ukuran kecil itu biasanya mengindikasikan risiko pada hari kerja sebelumnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri. 


TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(tas/tas) Next Article Jadi Kapan Harga Emas Bisa Tembus Rp 900.000/gram?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular