
Internasional
AS Boikot Investasi ke China Bukan Wacana, Ini Buktinya
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
02 October 2019 13:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Rencana memboikot investasi AS ke China sepertinya memang bukan wacana semata. Meski dibantah sebagai berita hoaks oleh pejabat AS, sebagaimana dikutip CNBC International, memo kebijakan tersebut memang beredar di Gedung Putih.
Awal pekan lalu Gedung Putih mengedarkan memo kebijakan yang akan mengevaluasi pemerintahan Presiden Donald Trump. Salah satu isinya adalah apakah harus membatasi aliran modal AS ke sekuritas China.
Memo itu, tidak membuat rekomendasi kebijakan. Tetapi menguraikan alasan mengapa batas investasi potensial harus dipelajari.
Langkah selanjutnya, menurut memo itu, adalah mengatur pertemuan yang disebut Komite Koordinasi Kebijakan dengan berisikan lembaga pemerintah terkait dan divisi Gedung Putih. Memo itu menyarankan agar Komite Koordinasi mengadakan pertemuan tindak lanjut, pada 30 September hingga 4 Oktober ini.
"Gedung Putih telah memulai proses pertimbangan untuk mengevaluasi apa, jika ada, pembatasan terhadap investasi China yang mungkin ditempuh," tulis CNBC International sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Rabu (2/2/2019).
Selain soal boikot investasi, beredar juga upaya lain yang akan dilakukan, yakni mendepak semua perusahaan China dari Wall Street. Ini pun dibantah pemerintah Trump.
Dalam posting tweet akhir pekan lalu, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa pemerintahan Trump tidak bermaksud menghalangi perusahaan-perusahaan China untuk mencatatkan diri di bursa saham AS. Namun penekanan diberikan yakni "setidaknya untuk saat ini".
Seorang pejabat senior AS mengatakan proses pengambilan kebijakan di negara itu dapat berlangsung beberapa minggu hingga lebih dari satu tahun. Tergantung pada apakah Presiden Donald Trump melakukan intervensi untuk mempercepatnya.
Dalam wawancara dengan CNBC Internasional dan Fox News, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebut laporan tersebut, baik boikot investasi dan delisting perusahaan China, adalah berita palsu.
Sementara itu, ahli perdagangan AS dari Hudson Institute Michael Pillsbury dan penasihat luar Gedung Putih tentang perdagangan, telah menyuarakan dukungan untuk membatasi modal AS yang mengalir ke sekuritas China.
Senat AS juga tengah menggodok undang-undang terpisah, yang akan menerapkan aturan ketat pada perusahaan China yang terdaftar di bursa AS dan larangan dana pensiun pemerintah berinvestasi di saham China.
(sef/sef) Next Article Wall Street Babak Belur, Kekhawatiran Resesi Semakin Menjadi
Awal pekan lalu Gedung Putih mengedarkan memo kebijakan yang akan mengevaluasi pemerintahan Presiden Donald Trump. Salah satu isinya adalah apakah harus membatasi aliran modal AS ke sekuritas China.
Memo itu, tidak membuat rekomendasi kebijakan. Tetapi menguraikan alasan mengapa batas investasi potensial harus dipelajari.
Langkah selanjutnya, menurut memo itu, adalah mengatur pertemuan yang disebut Komite Koordinasi Kebijakan dengan berisikan lembaga pemerintah terkait dan divisi Gedung Putih. Memo itu menyarankan agar Komite Koordinasi mengadakan pertemuan tindak lanjut, pada 30 September hingga 4 Oktober ini.
"Gedung Putih telah memulai proses pertimbangan untuk mengevaluasi apa, jika ada, pembatasan terhadap investasi China yang mungkin ditempuh," tulis CNBC International sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Rabu (2/2/2019).
Selain soal boikot investasi, beredar juga upaya lain yang akan dilakukan, yakni mendepak semua perusahaan China dari Wall Street. Ini pun dibantah pemerintah Trump.
Dalam posting tweet akhir pekan lalu, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa pemerintahan Trump tidak bermaksud menghalangi perusahaan-perusahaan China untuk mencatatkan diri di bursa saham AS. Namun penekanan diberikan yakni "setidaknya untuk saat ini".
Seorang pejabat senior AS mengatakan proses pengambilan kebijakan di negara itu dapat berlangsung beberapa minggu hingga lebih dari satu tahun. Tergantung pada apakah Presiden Donald Trump melakukan intervensi untuk mempercepatnya.
Dalam wawancara dengan CNBC Internasional dan Fox News, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebut laporan tersebut, baik boikot investasi dan delisting perusahaan China, adalah berita palsu.
Sementara itu, ahli perdagangan AS dari Hudson Institute Michael Pillsbury dan penasihat luar Gedung Putih tentang perdagangan, telah menyuarakan dukungan untuk membatasi modal AS yang mengalir ke sekuritas China.
Senat AS juga tengah menggodok undang-undang terpisah, yang akan menerapkan aturan ketat pada perusahaan China yang terdaftar di bursa AS dan larangan dana pensiun pemerintah berinvestasi di saham China.
(sef/sef) Next Article Wall Street Babak Belur, Kekhawatiran Resesi Semakin Menjadi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular