
Bikin Geger Dunia, Memangnya Kapan AS Bakal Resesi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2019 09:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS) membuat geger seluruh dunia. Kekhawatiran bahwa Negeri Paman Sam kian dekat dengan resesi membuat pelaku pasar cemas bukan main.
Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.
Angka PMI di bawah 50 menunjukkan industriawan tidak melakukan ekspansi. Selain itu, skor 47,8 adalah yang terendah sejak Juni 2009.
"Ini adalah angka yang buruk, sejalan dengan masalah manufaktur yang dialami dunia. Saya rasa pasar layak untuk cemas," tegas Jim Bianco, Kepala Riset Bianco Research yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.
"Sektor manufaktur sudah mengalami resesi. Namun bukan berarti ekonomi secara keseluruhan sudah dalam resesi," tambah Thomas Simons, Ekonom di Jeffries, juga dikutip dari Reuters.
Ya, ekonomi AS memang masih tumbuh sehingga belum masuk resesi. Namun perlambatan ekonomi terlihat jelas.
Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi AS adalah 2%. Namun untuk kuartal III-2019, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 1,8%.
Satu hal yang jelas, data manufaktur teranyar membuat investor gusar. Memang seberapa dekat AS dengan bencana resesi?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Institute fo Supply Management melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September berada di 47,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,1.
Angka PMI di bawah 50 menunjukkan industriawan tidak melakukan ekspansi. Selain itu, skor 47,8 adalah yang terendah sejak Juni 2009.
"Ini adalah angka yang buruk, sejalan dengan masalah manufaktur yang dialami dunia. Saya rasa pasar layak untuk cemas," tegas Jim Bianco, Kepala Riset Bianco Research yang berbasis di Chicago, seperti dikutip dari Reuters.
"Sektor manufaktur sudah mengalami resesi. Namun bukan berarti ekonomi secara keseluruhan sudah dalam resesi," tambah Thomas Simons, Ekonom di Jeffries, juga dikutip dari Reuters.
Ya, ekonomi AS memang masih tumbuh sehingga belum masuk resesi. Namun perlambatan ekonomi terlihat jelas.
Pada kuartal II-2019, pertumbuhan ekonomi AS adalah 2%. Namun untuk kuartal III-2019, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 1,8%.
Satu hal yang jelas, data manufaktur teranyar membuat investor gusar. Memang seberapa dekat AS dengan bencana resesi?
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pages
Most Popular