Reli Berlanjut, Saham Tower Bersama Melesat 2%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
26 September 2019 17:26
Dari awal tahun harga saham perusahaan menara telekomunikasi tersebut sudah naik 68,8%.
Foto: ist/detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) melanjutkan reli pada perdagangan Kamis ini (26/9/2019) setelah naik signifikan pada perdagangan Rabu kemarin.

Data perdagangan hari ini mencatat, saham TBIG ditutup menguat 1,68% ke harga Rp 6.050/saham. Volume transaksi tercatat mencapai 14,01 juta unit saham senilai Rp 83,71 miliar.

Pada perdagangan Rabu kemarin harga saham TBIG tercatat naik 8,18%. Dari awal tahun (year to date) harga saham perusahaan menara telekomunikasi tersebut sudah melesat 68,8%.


TBIG pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI pada 26 Oktober 2010, hampir 9 tahun. Harga saham TBIG sudah melesat 198,77% dari harga Rp 2.015/saham saat IPO (initial public offering).

Mengacu laporan keuangan 2018, TBIG tercatat memiliki sekitar 15.032 titik menara dengan jumlah penyewa mencapai 25.518.

Kabar terkini dari emiten menara telekomunikasi ini adalah perusahaan berencana menerbitkan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.

Menurut rencana, dana hasil penerbitan obligasi akan dipakai untuk melunasi utang jatuh tempo dan ekspansi usaha.

Dalam prospektus yang dipublikasikan di media massa, Senin (23/9/2019), Tower Bersama akan meminta persetujuan pemegang saham pada Rabu, 30 September mendatang dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengenai rencana transaksi tersebut.

Surat utang tersebut nantinya akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura yang ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu investor global.

Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak diterbitkan dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan. Bunga notes ini ditetapkan maksimal 6% per tahun dengan bunga tetap.

"Dana yang diperoleh dari penerbitan notes akan digunakan perseroan untuk membiayai rencana ekspansi usaha di masa yang akan datang dan menunjang kebutuhan pendanaan perseroan," kata manajemen TBIG, dalam prospektus.

Ekspansi yang akan dilakukan tersebut meliputi perencanaan jaringan, akuisisi lahan dan perijinan, desain infrastruktur dan konstruksi, instalasi jaringan dan manajemen proyek tower telekomunikasi, perluasan jaringan hingga pemeliharaan site selama masa penyewaan infrastruktur.

Menilik dari sisi kinerja keuangan perseroan, pada Juni 2019, Tower Bersama membukukan pendapatan Rp 2,27 triliun, naik 8,8% dari periode Juni 2018 sebesar Rp 2,07 triliun.

Laba bersih yang dapat diatribusikan terhadap entitas induk pada Juni 2019 sebesar Rp 382,12 miliar, terkoreksi 4,97% dari periode sama tahun lalu Rp 402,12 miliar.


(hps/tas) Next Article 2 Emiten Menara Diguyur Pinjaman Hingga Rp 10 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular