Percepat Pelunasan Obligasi, Saham APLN Melesat 4,55%

Houtmand P Saragih & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 September 2019 17:12
Nilai volume transaksi tersebut hampir tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata transaksi harian yang ada di 96,95 juta unit.
Foto: detikFoto/Ari Saputra
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pengembang properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) masuk jajaran top gainers pada penutupan perdagangan hari ini (26/9/2019) setelah manajemen perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) secara resmi mengumumkan untuk mempercepat pelunasan obligasi perusahaan.

Pada penutupan perdagangan, tercatat harga saham APLN menguat 4,55% ke level Rp 276/unit saham dengan total nilai transaksi mencapai Rp 66,64 miliar dan jumlah volume perdagangan ada di 240,53 juta unit. Nilai volume transaksi tersebut hampir tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata transaksi harian yang ada di 96,95 juta unit.

Lebih lanjut, percepatan pelunasan obligasi yang dimaksud adalah untuk obligasi berkelanjutan I tahap IV yang jatuh tempo pada Maret 2020 dengan nilai pokok Rp 550 miliar dan kupon 11,25% per tahun.

Kemudian, perusahaan juga akan mempercepat pelunasan obligasi berkelanjutan I tahap III dengan nilai pokok sebesar Rp 459 miliar yang diterbitkan pada 2014. Obligasi dengan kupon 12,15% ini seharusnya jatuh tempo pada 19 Desember 2019.

Corporate Secretary APLN Justini Omas mengatakan perusahaan memberikan keuntungan bagi pemegang obligasi untuk melepaskan obligasi yang diterbitkannya sebelum jatuh tempo. Tak hanya pembayaran pokok secara penuh beserta kupon, ditambah juga dengan kompensasi berupa satu periode bunga, di mana jika ditotal nilainya mencapai Rp 16,87 miliar.

"Itu kan (obligasi) jatuh tempo sebenarnya 25 Maret 2020 tapi kita dengan kemarin itu (PUB I Tahap IV) tujuh hari kerja setelah keputusan kemarin kita bayarkan nilai pokoknya 100% tambah satu periode bunga, tiga bulan," kata Justini di Graha CIMB, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Dua obligasi ini diberikan jaminan menggunakan salah satu aset mall perusahaan, yakni Mall Central Park. Justini menyampaikan bahwa aset yang dijadikan jaminan ini memiliki nilai valuasi sekitar Rp 6 triliun.

Dengan disetujuinya percepatan pelunasan ini maka wali amanat akan dapat melakukan pelepasan atas jaminan obligasi ini.

Di lain pihak, manajemen perusahaan masih enggan memberikan informasi terkait sumber dana yang akan digunakan untuk pembayaran kedua obligasi tersebut.

Sebagai informasi, pada 17 Juli 2019 lembaga pemeringkat global, Fitch Ratings menurunkan peringkat utang APLN menjadi 'CCC-' dari 'B-' karena mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan yang dianggap tidak mampu membayar beberapa kewajiban utangnya dalam waktu dekat.

Melansir laporan keuangan perusahaan periode semester I-2019, APLN membukukan laba bersih Rp 143,38 miliar, naik 132,01% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Jika ditelusuri lebih rinci, laba perusahaan di paruh pertama mampu melejit dua kali lipat karena APLN membukukan keuntungan dari penjualan kepemilikan saham atas PT Griya Pancaloka kepada pihak ketiga pada 25 Maret 2019. Laba yang diperoleh dari penjualan entitas anak tersebut mencapai Rp 366,38 miliar.

Dengan demikian, andai tidak ada transaksi penjualan investasi tersebut, maka sejatinya APLN membukukan rugi sebelum pajak sebesar Rp 160,24 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Kode Hankyu ke Pengusaha Jepang Setelah Akuisisi Central Park

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular