Joss! Asing Rekor Lagi di Pasar SUN, Tembus Rp 1.026 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
26 September 2019 12:18
Aliran dana investor asing ke pasar surat utang negara (SUN) belum berhenti dan rekor lagi.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Aliran dana investor asing ke pasar surat utang negara (SUN) belum berhenti sehingga kembali mencetak rekor baru tertinggi sepanjang masa yang terjadi hampir beruntun selama sepekan terakhir.

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.026,62 triliun SBN, atau 38,79% dari total beredar Rp 2.646 triliun berdasarkan data per 24 September.

Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 133,67 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 330 miliar, sedangkan sejak awal bulan masih surplus 17,02 triliun.




 

Sejak awal bulan, harga obligasi rupiah pemerintah menguat meskipun tipis terutama didukung dari arus dana investor asing.

Hari ini, Kamis (26/9/2019) harga obligasi rupiah pemerintah bergerak beragam (mixed) dan mayoritas terkoreksi meskipun pasar keuangan justru positif hari ini seiring dengan positifnya pasar keuangan Asia dan semakin kondusifnya keamanan pasca demonstrasi RUU KUHP dan RUU KPK.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 1,2 basis poin (bps) menjadi 7,89%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 26 Sep'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 25 Sep'19 (%)

Yield 26 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 25 Sep'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.737

6.736

-0.10

6.6846

FR0078

10 tahun

7.329

7.316

-1.30

7.3069

FR0068

15 tahun

7.76

7.769

0.90

7.7406

FR0079

20 tahun

7.882

7.894

1.20

7.8618

Sumber: Refinitiv

Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 561 bps, menyempit dari posisi kemarin 563 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik 0,2 bps hingga 1,7% dari posisi kemarin 1,69%.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular