
Duh! 10 Hari Beruntun Investor Asing Kabur, Gimana Nih?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
25 September 2019 13:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir perdagangan sesi I Bursa Efek Indonesia (BEI) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah o,26% menjadi 6.121,49 dengan investor asing kembali melego saham-saham Tanah Air dengan mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 423,53 miliar di pasar reguler.
Jika hingga akhir perdagangan kondisi ini bertahan, berarti selama 10 hari berturut-turut para investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler.
Saham-saham yang paling banyak diobral oleh pelaku pasar asing dalam perdagangan pasar reguler termasuk PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 187,2 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 81,15 miliar), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (Rp 15,32 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 14,43 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 13,46 mililar)
Lebih lanjut, melansir data RTI Analytics, tercatat dalam sebulan belakangan ini investor asing hanya dua kali mencatatkan aksi beli bersih, yakni pada 30 Agustus dan 11 September.
Ketidakpastian kondisi politik Ibu Pertiwi ditambah dengan keresahan dari situas politik global menjadi momok yang menyebabkan pelaku pasar kabur dari pasar saham Tanah Air.
Kemarin (25/9/2019) ratusan ribu mahasiswa menggelar aksi demo untuk menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, dan RUU Ketenagakerjaan. Mahasiswa juga menolak pengesahaan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Reliance Sekuritas menyebutkan aksi demo mahasiswa yang merupakan terbesar sejak demo mahasiswa tahun 1998 silam menyita perhatikan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan kondusifitas aktivitas bisnis di Indonesia.
Lebih lanjut, kecemasan pelaku pasar diperparah oleh kondisi politik global di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi telah secara resmi mengambil langkah pemakzulan (impeachment) atas Presiden AS Donald Trump karena dituduh menggunakan kekuasaannya untuk mendorong Ukraina menyelidiki keluarga Joe Biden, salah satu rival dalam pemilu presiden AS tahun depan, dilansir dari CNBC International.
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional kita dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi dalam sambutannya kepada negara.
Sementara itu dari Negeri Ratu Elizabeth, Mahkamah Agung Inggris telah memutuskan bahwa keputusan Perdana Menteri Boris Johnson untul menangguhkan parlemen adalah melanggar hukum. Aksi Boris tersebut membuat beberapa anggota parlemen dari partai opsisi memintanya untuk mundur dari jabatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Jika hingga akhir perdagangan kondisi ini bertahan, berarti selama 10 hari berturut-turut para investor asing mencatatkan net sell di pasar reguler.
Lebih lanjut, melansir data RTI Analytics, tercatat dalam sebulan belakangan ini investor asing hanya dua kali mencatatkan aksi beli bersih, yakni pada 30 Agustus dan 11 September.
Ketidakpastian kondisi politik Ibu Pertiwi ditambah dengan keresahan dari situas politik global menjadi momok yang menyebabkan pelaku pasar kabur dari pasar saham Tanah Air.
Kemarin (25/9/2019) ratusan ribu mahasiswa menggelar aksi demo untuk menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), RUU Pemasyarakatan, RUU Pertanahan, dan RUU Ketenagakerjaan. Mahasiswa juga menolak pengesahaan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Reliance Sekuritas menyebutkan aksi demo mahasiswa yang merupakan terbesar sejak demo mahasiswa tahun 1998 silam menyita perhatikan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan kondusifitas aktivitas bisnis di Indonesia.
Lebih lanjut, kecemasan pelaku pasar diperparah oleh kondisi politik global di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi telah secara resmi mengambil langkah pemakzulan (impeachment) atas Presiden AS Donald Trump karena dituduh menggunakan kekuasaannya untuk mendorong Ukraina menyelidiki keluarga Joe Biden, salah satu rival dalam pemilu presiden AS tahun depan, dilansir dari CNBC International.
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya, pengkhianatan terhadap keamanan nasional kita dan pengkhianatan integritas pemilu kita," kata Pelosi dalam sambutannya kepada negara.
Sementara itu dari Negeri Ratu Elizabeth, Mahkamah Agung Inggris telah memutuskan bahwa keputusan Perdana Menteri Boris Johnson untul menangguhkan parlemen adalah melanggar hukum. Aksi Boris tersebut membuat beberapa anggota parlemen dari partai opsisi memintanya untuk mundur dari jabatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Tags
Related Articles
Recommendation


Profesi Baru Ini Jadi Rebutan, Gajinya Naik Gila-gilaan

Hujan Semalaman Picu Air Bah, Jalan Terbelah-Makan Korban Jiwa

Ngamuk! Kapal Dagangnya Diserang, AS Kirim 300 Tentara Serbu Aceh

China Temukan Sumber Energi Abadi, Ternyata Melimpah di RI

Atasi Resesi Seks, China Siapkan Subsidi Rp8 Juta per Anak

900 Gempa Guncang Jepang, Penduduk Tak Bisa Tidur

Warga RI Ramai Kumpul Kebo, Wilayah Ini Paling Banyak

Harga Emas Naik Tajam, 3 Ramalan Ini Bikin Pemiliknya Senyum Lebar
Most Popular