Trump Bakal Dilengserkan, Kok Rupiah Ikut Tertekan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 September 2019 10:52
Data Ekonomi Sebenarnya Tak Untungkan Dolar AS
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sebenarnya data-data ekonomi di Negeri Paman Sam tidak berpihak kepada mata uangnya sendiri. Pertama, Indeks Keyakinan Konsumen AS versi Conference Board pada September diperkirakan sebesar 125,1. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 134,2.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Angka di atas 100 berarti konsumen optimistis dan siap berekspansi.

Terlihat bahwa sebenarnya konsumen AS masih pede. Namun tingkat keyakinannya menurun.

Kedua, indeks manufaktur edisi September terbitan Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang Richmond tercatat -9. Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 1.

Artinya, para industriawan AS (utamanya di wilayah District od Columbia, Maryland, North Carolina, South Carolina, Virginia, dan West Virginia) tengah dirundung duka. Sub-indeks pengiriman turun dari 5 menjadi -14, sementara pemesanan baru (new orders) turun dari 2 menjadi -14.

Ketiga, indeks harga rumah versi S&P CoreLogic Case-Shiller pada Juli naik 2% year-on-year (YoY). Meski tumbuh, tetapi menjadi laju terlemah sejak Agustus 2012.


Data-data ini membuat pasar cukup yakin bahwa The Fed akan kembali menurunkan suku bunga acuan pada rapat 30 Oktober untuk menyuntikkan gairah ke perekonomian. Mengutip CME Fedwatch, kans penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% adalah 59,9%.

Potensi penurunan suku bunga tentu bukan kabar baik bagi dolar AS. Sebab berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik terutama di aset berpendapatan tetap seperti obligasi.

(BERLANJUT KE HALAMAN 3)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular