Diguncang Aksi Demo, Investor Takut & IHSG Ambruk 1,26%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 September 2019 12:46
Diguncang Aksi Demo, Investor Takut & IHSG Ambruk 1,26%
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari ini, Selasa (24/9/2019), dengan koreksi sebesar 0,28% ke level 6.188,77, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus memperlebar kekalahannya seiring dengan berjalannya waktu. Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia tersebut mencapai 1,26% ke level 6.128,21.

IHSG ditransaksikan di bawah level psikologis 6.200 untuk kali pertama sejak 6 Agustus 2019. Posisi IHSG saat ini juga merupakan posisi terlemahnya sejak 6 Agustus 2019.

IHSG melemah kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia justru sedang melaju di zona hijau. Hanya ada tiga indeks saham di kawasan Asia yang melemah pada hari ini, yakni IHSG, KLCI (indeks saham acuan di Malaysia), dan Sensex (indeks saham acuan di India). Namun, koreksi yang dibukukan IHSG jauh lebih dalam sehingga menjadikannya indeks saham dengan kinerja terburuk di kawasan Asia.



Bursa saham kawasan Asia berhasil bangkit pasca kemarin (23/9/2019) sudah diterpa tekanan jual.

Kemarin, tekanan jual bagi bursa saham Asia datang dari memudarnya asa damai dagang AS-China. Pada pekan kemarin tepatnya di hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat (20/9/2019), delegasi setingkat wakil menteri dari pihak AS dan China menggelar perundingan di Washington guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan.

Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.

Rencananya pasca menggelar negosiasi dagang, delegasi China akan mengunjungi ladang pertanian di Montana dan Nebraska. Namun, rencana kunjungan tersebut dibatalkan dan delegasi China kembali ke negaranya lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Perdagangan AS Sonny Perdue mengatakan bahwa kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS dimaksudkan agar pihak China bisa membangun hubungan yang baik dengan para petani di AS.

Sejatinya, pihak China sudah mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan melakukan klarifikasi atas apa yang terjadi menjelang akhir pekan. Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung secara konstruktif, dilansir dari Bloomberg.

Namun tetap saja, pelaku pasar mulai mempertanyakan hubungan antar kedua negara di bidang perdagangan. Ada kekhawatiran bahwa dipersingkatnya kunjungan delegasi China ke AS merupakan pertanda bahwa kedua negara akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Pada hari ini, ada perkembangan yang positif terkait dengan hal tersebut sehingga hasrat pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di pasar saham kembali mencuat. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa batalnya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS merupakan inisiasi dari pihak AS, dilansir dari CNBC International. Mantan bankir Goldman Sachs tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak China akan menjadwalkan ulang kunjungan ke ladang pertanian di AS.

Sentimen positif bagi bursa saham Asia juga datang dari rilis data ekonomi AS yang menggembirakan. Kemarin, pembacaan awal atas data Manufacturing PMI periode September 2019 diumumkan oleh IHS Markit di level 51, menandai ekpansi aktivitas manufatur tercepat dalam lima bulan. Pada bulan Agustus, Manufacturing PMI AS berada di level 50,3.

Tak hanya aktivitas di sektor manufaktur, aktivitas di sektor jasa AS juga tercatat menggeliat. Pembacaan awal atas data Services PMI periode September 2019 diumumkan oleh IHS Markit di level 50,9, lebih tinggi dibandingkan capaian pada bulan Agustus di level 50,7.

Kala AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia mampu mencatatkan ekspansi aktivitas sektor manufaktur dan jasa yang pesat, tentu perekonomian dunia akan bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Indonesia Sedang 'Kacau'

Kondisi Indonesia yang sedang ‘kacau’ menjadi faktor yang membuat pelaku pasar saham tanah air gelisah dan melakukan aksi jual. Kemarin, lautan demo membara di berbagai titik di Indonesia terkait dengan beberapa isu seperti pengesahan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK). Gedung DPR menjadi salah satu saksi bisu dari aksi demonstrasi yang berlangsung ricuh ini.

Walau sudah didemo habis-habisan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bergeming. Jokowi sudah memantapkan hati untuk tidak merevisi UU KPK yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada pekan lalu. Meski ribuan mahasiswa turun ke jalan di berbagai penjuru di Indonesia dan salah satu tuntutannya adalah merevisi UU KPK, Jokowi tetap bertahan pada sikapnya.

"Enggak ada," kata Jokowi saat ditanya oleh pewarta soal rencana penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perppu) terkait KPK, Senin (23/9/2019).

Selain revisi UU KPK, aksi demo juga digelar guna menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Sejauh ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih ngotot ingin mengesahkan RUU KUHP di penghujung masa jabatannya, walaupun sejatinya Jokowi telah meminta agar DPR periode ini tidak mengesahkan RUU tersebut seiring dengan banyaknya penolakan dari kalangan masyarakat.

Berbicara di depan Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja, Ketua DPR Bambang Soesatyo menjelaskan pentingnya pengesahan revisi kitab hukum tersebut. Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo bahkan mengklaim, revisi KUHP bisa menjadi jawaban dari keinginan Jokowi yang menginginkan peraturan perundang-undangan di Indonesia lebih simpel dan tidak rumit. 

"Kami hanya ingin menjawab keinginan Pak Presiden bahwa UU seharusnya simpel. Untuk itu, KUHP ini adalah jawabannya sebagai buku induk UU Hukum Pidana," kata Bamsoet kemarin (23/9/2019).

"Kita susun ini, 7 presiden tidak selesai, 19 menteri Hukum dan HAM tidak selesai. Dan ini kita diujung apakah kita selesaikan," kata Politikus Partai Golkar itu.

Pada hari ini, aksi demo masih terjadi. Saat ini, massa sudah kembali menyemut di Gedung DPR. Melansir CNN Indonesia, aksi demonstrasi di Gedung DPR pada hari ini akan menghadirkan massa yang lebih banyak dari kemarin.

Untuk diketahui, ketidakpastian memang merupakan salah satu ‘musuh’ utama dari pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular