Internasional

Eropa Terancam Resesi, Kebijakan ECB Dinilai Tak Efektif

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 September 2019 12:27
Resesi
Foto: Seri Europa lengkap, dengan uang kertas baru 100 dan 200 euro. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Pengumuman ECB dikeluarkan pada saat ekonomi zona euro menghadapi peningkatan risiko resesi karena sektor manufaktur mengalami penurunan tajam. Selain itu, sentimen bisnis juga meredup sebagai akibat dari Brexit dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

"Kami sudah dekat, dekat dengan resesi," kata Wijers.

Namun, Wijers menyebut bahwa dia tidak memperkirakan Eropa akan memasuki "resesi yang mendalam", kecuali jika Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Brexit yang tanpa kesepakatan atau no-deal Brexit dapat memperburuk kondisi ekonomi di wilayah tersebut.

"Saya khawatir tentang Brexit itu sendiri karena perilaku yang tidak bertanggung jawab, itu akan menjadi Brexit yang sulit (tanpa kesepakatan). Itu akan memiliki banyak efek negatif," katanya.

Sementara itu, raksasa ekonomi Jerman dan Perancis melaporkan adanya penurunan signifikan pada sektor manufaktur. Purchasing managers' index (PMI) Jerman turun di bulan September sebesar 41,4, dari sebelumnya 43,5.

Angka 50 menjadi ambang batas PMI. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi atau peningkatan aktivitas sementara di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau aktivitas yang memburuk.

Perancis, negara dengan ekonomi terbesar kedua di eropa juga dilaporkan mengalami pelambatan aktivitas bisnis. Sektor manufaktur dilaporkan melambat menjadi 50,3 dari sebelumnya 51,1 dan sektor jasa melambat menjadi 51,6 dari sebelumnya 53,4.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular