Dibayangi Aksi Massa, Rupiah Masih Bisa Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 September 2019 08:50
Data Eropa Bikin Kecewa
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Sepertinya investor memang cenderung wait and see, karena sentimen yang beredar agak mixed. Di satu sisi, pelaku pasar mencemaskan ancaman resesi yang semakin terasa.

Kemarin, ada sejumlah rilis data yang mengecewakan di Eropa. Angka pembacaan awal Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Jerman versi Markit periode September ada di 41,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5.

Sementara PMI gabungan berada di 49,1. Juga turun dibandingkan Agustus yang sebesar 51,7.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, berarti dunia usaha sedang optimistis sehingga akan melakukan ekspansi. Namun kalau di bawah 50 ya kebalikannya.

Angka PMI Jerman menandakan pengusaha di Negeri Panser sedang pesimistis. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi, ada keengganan untuk ekspansi.

Sementara di Prancis, pembacaan awal PMI manufaktur untuk September adalah 50,3. Masih optimistis, angkanya di atas 50. Namun optimisme itu sedikit pudar karena pada Agustus angkanya adalah 51,1.

Demikian pula untuk PMI gabungan, yang berada di 51,3 pada September. Dunia usaha Negeri Anggur memang masih pede, tetapi tingkat kepedean itu turun karena bulan sebelumnya masih 52,9.


Data-data dari Benua Biru ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi semakin nyata. Perlambatan ekonomi adalah gejala yang mengglobal.

Tanpa perbaikan, misalnya AS-China masih terus melanjutkan perang dagang, bukan tidak mungkin perlambatan ekonomi bertransformasi menjadi resesi. Amit-amit, tetapi risiko itu tidak bisa dinafikan.



(BERLANJUT KE HALAMAN 3)


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular