
Dibayangi Aksi Massa, Rupiah Masih Bisa Perkasa
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 September 2019 08:50

Namun di sisi lain, ada kabar yang membuat pasar sedikit lega. Pembacaan awal angka PMI manufaktur AS pada September berada di 51. Lebih tinggi ketimbang Agustus yang sebesar 50,3. Pada Agustus, angka PMI menyentuh titik terendah setidaknya sejak 2016.
Â
Perkembangan ini membuat investor agak tenang, karena ada sinyal ekonomi Negeri Paman Sam tidak jelek-jelek amat. Masih ada harapan AS bisa menghindar dari resesi meski perlambatan ekonomi tidak terelakkan.
Kalau AS bisa menghindari resesi, maka dunia akan merasakan berkahnya. Sebab, AS adalah negara konsumen terbesar di dunia. Saat ekonomi AS masih tumbuh, artinya permintaan tumbuh sehingga mendukung kinerja ekspor berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sedangkan dari dalam negeri, salah satu sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar adalah gelombang aksi massa yang terjadi di berbagai kota sejak kemarin dan berlanjut sampai hari ini. Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sipil menyuarakan aspirasi seputar penolakan terhadap RUU KUHP, RUU Pertanahan, pelemahan KPK, kebakaran hutan dan lahan, penanganan konflik Papua, dan sebagainya.
Sepanjang demonstrasi berlangsung aman dan dan terkendali sepertinya investor fine-fine saja, karena menyuarakan aspirasi adalah bagian yang sehat dari demokrasi. Namun kalau aksi itu kemudian berujung pada kericuhan, maka bisa jadi membuat investor merasa tidak nyaman dan memilih meninggalkan Indonesia sampai situasi lebih tenang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Â
Perkembangan ini membuat investor agak tenang, karena ada sinyal ekonomi Negeri Paman Sam tidak jelek-jelek amat. Masih ada harapan AS bisa menghindar dari resesi meski perlambatan ekonomi tidak terelakkan.
Kalau AS bisa menghindari resesi, maka dunia akan merasakan berkahnya. Sebab, AS adalah negara konsumen terbesar di dunia. Saat ekonomi AS masih tumbuh, artinya permintaan tumbuh sehingga mendukung kinerja ekspor berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sedangkan dari dalam negeri, salah satu sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar adalah gelombang aksi massa yang terjadi di berbagai kota sejak kemarin dan berlanjut sampai hari ini. Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sipil menyuarakan aspirasi seputar penolakan terhadap RUU KUHP, RUU Pertanahan, pelemahan KPK, kebakaran hutan dan lahan, penanganan konflik Papua, dan sebagainya.
Sepanjang demonstrasi berlangsung aman dan dan terkendali sepertinya investor fine-fine saja, karena menyuarakan aspirasi adalah bagian yang sehat dari demokrasi. Namun kalau aksi itu kemudian berujung pada kericuhan, maka bisa jadi membuat investor merasa tidak nyaman dan memilih meninggalkan Indonesia sampai situasi lebih tenang.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular