China Klarifikasi Kepulangan Delegasi, Pasar SUN Mulai Tenang

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
23 September 2019 12:28
Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat tipis pada awal perdagangan hari ini, Senin (23/9/2019) setelah adanya klarifikasi dari pemerintah China terkait dengan potensi perundingan damai dagang dengan AS yang diprediksi memburuk.

Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.

Yield
yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.



SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 dan FR0068 yang bertenor 10 tahun dan 15 tahun dengan penurunan yield masing-masing 1,4 basis poin (bps) menjadi 7,22% dan 7,66%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

China Klarifikasi Kepulangan Delegasi, Pasar SUN Mulai TenangFoto: Babak Baru Perang Dagang, AS-China Saling Berbalas (CNBC Indonesia TV)


Menguatnya harga SUN di tengah klarifikasi yang disampaikan Beijing terkait dengan lebih cepat pulangnya delegasi mereka yang sedang bertandang ke AS. Kabar ini sebelumnya menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap keberlanjutan proses negosiasi kedua negara, AS-China.

Meskipun positif di pasar obligasi, tetapi klarifikasi tersebut belum dapat menenangkan sebagian pasar keuangan lain seperti mayoritas pasar saham Asia yang masih terkoreksi hingga siang ini.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 23 Sep'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 20 Sep'19 (%)

Yield 23 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 20 Sep'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.622

6.613

-0.90

6.5964

FR0078

10 tahun

7.243

7.229

-1.40

7.2

FR0068

15 tahun

7.676

7.662

-1.40

7.6604

FR0079

20 tahun

7.804

7.82

1.60

7.7809

Sumber: Refinitiv

 
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.023,87 triliun SBN, atau 38,67% dari total beredar Rp 2.647 triliun berdasarkan data per 19 September.

Nilai kepemilikan SUN oleh investor asing tersebut masih menjadi yang tertinggi sepanjang masa seiring dengan semakin kondusifnya perang dagang.

Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 130,62 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 1,64 triliun dan sejak akhir bulan lalu sudah masuk Rp 4,27 triliun.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, koreksi harga masih terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara naik. Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen positif terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 20 Sep'19 (%)

Yield 23 Sep'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil

7.19

7.07

-12.00

China

3.118

3.099

-1.90

Jerman

-0.52

-0.525

-0.50

Prancis

-0.222

-0.221

0.10

Inggris

0.628

0.63

0.20

India

6.634

6.782

14.80

Jepang

-0.214

-0.215

-0.10

Malaysia

3.452

3.458

0.60

Filipina

4.811

4.823

1.20

Rusia

7

7.01

1.00

Singapura

1.733

1.731

-0.20

Thailand

1.54

1.5

-4.00

Amerika Serikat

1.753

1.722

-3.10

Afrika Selatan

8.21

8.295

8.50


Sumber: Refinitiv

  

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(irv/tas) Next Article January Effect Sukses Angkat Harga SUN, Hari Ini Gimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular