
Baru IPO, Saham Emiten Besi Bekas Naik & Sentuh Batas Atas
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 September 2019 10:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Melantai perdana di Bursa Efek Indonesia, harga saham perusahaan pemasok besi bekas, PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) langung autoreject setelah menguat 68,89% ke level Rp 228 per saham.
Pagi ini, Senin (23/9/2019), saham OPMS ditransaksikan sebanyak 20 kali dengan volume transaksi 22 ribu. Nilai kapitalisasi pasar OPMS saat ini mencapai Rp 228 miliar.
PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk melepaskan 400 juta saham ke publik dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Besaran saham ini setara dengan 40% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Harga saham yang ditawarkan dalam IPO ini Rp 125-Rp 135/saham. Dengan demikian perusahaan bakal memperoleh dana hasil penawaran umum ini senilai Rp 50 miliar-Rp 54 miliar.
Direktur Utama Optima Prima, Meilyna Widjaja mengatakan, dana hasil IPO akan dipakai untuk modal kerja untuk membeli kapal bekas yang akan dijadikan besi scrap.
"Target tahun ini ada 10-15 kapal yang akan dibeli dengan target tonase 1.000 - 10.000 GT," kata Meilyna di Bursa Efek Indonesia, Senin (23/9/2019).
Perusahaan menunjuk PT Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan menargetkan pencatatan saham di BEI akan dilaksanakan pada September 2019.
Menilik dari kinerja keuangan, hingga April 2019 perusahaan mencatatkan penjualan Rp 35,2 miliar, naik 44,2% dari Rp 24,4 miliar secara year on year (YoY).
Sementara laba bersih perusahaan tercatat naik signifikan menjadi Rp 2,13 miliar secara Yoy. Total aset tercatat senilai Rp 81,61 miliar.
"Target pendapatan tahun ini Rp 110 miliar dan laba bersih Rp 3 miliar," ungkapnya.
Sepanjang 2019, perseroan menargetkan bisa menjual 24.000 ton besi scrap hasil pemotongan dari kapal-kapal bekas. Dalam setahun, Optima Prima memotong sebanyak 8 - 10 kapal bekas.
Kapal bekas yang menjadi target pemotongan adalah kapal yang melebihi usia operasional dan tidak bisa diasuransikan lagi, termasuk kapal berusia di atas 25 tahun.
Perusahaan ini mengklaim dirinya sebagai perusahaan pionir besi scrap kapal bekas terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2012.
(hps/hps) Next Article 29 Perusahaan Antre IPO Tahun Ini, Yuk Simak Ada yang Jumbo
Pagi ini, Senin (23/9/2019), saham OPMS ditransaksikan sebanyak 20 kali dengan volume transaksi 22 ribu. Nilai kapitalisasi pasar OPMS saat ini mencapai Rp 228 miliar.
PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk melepaskan 400 juta saham ke publik dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Besaran saham ini setara dengan 40% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.
Harga saham yang ditawarkan dalam IPO ini Rp 125-Rp 135/saham. Dengan demikian perusahaan bakal memperoleh dana hasil penawaran umum ini senilai Rp 50 miliar-Rp 54 miliar.
"Target tahun ini ada 10-15 kapal yang akan dibeli dengan target tonase 1.000 - 10.000 GT," kata Meilyna di Bursa Efek Indonesia, Senin (23/9/2019).
Perusahaan menunjuk PT Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan menargetkan pencatatan saham di BEI akan dilaksanakan pada September 2019.
Menilik dari kinerja keuangan, hingga April 2019 perusahaan mencatatkan penjualan Rp 35,2 miliar, naik 44,2% dari Rp 24,4 miliar secara year on year (YoY).
Sementara laba bersih perusahaan tercatat naik signifikan menjadi Rp 2,13 miliar secara Yoy. Total aset tercatat senilai Rp 81,61 miliar.
"Target pendapatan tahun ini Rp 110 miliar dan laba bersih Rp 3 miliar," ungkapnya.
Sepanjang 2019, perseroan menargetkan bisa menjual 24.000 ton besi scrap hasil pemotongan dari kapal-kapal bekas. Dalam setahun, Optima Prima memotong sebanyak 8 - 10 kapal bekas.
Kapal bekas yang menjadi target pemotongan adalah kapal yang melebihi usia operasional dan tidak bisa diasuransikan lagi, termasuk kapal berusia di atas 25 tahun.
Perusahaan ini mengklaim dirinya sebagai perusahaan pionir besi scrap kapal bekas terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2012.
(hps/hps) Next Article 29 Perusahaan Antre IPO Tahun Ini, Yuk Simak Ada yang Jumbo
Most Popular