
Laboratorium Klinik Sedang Laris, Ada yang Bakal IPO 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang bergerak di bisnis klinik laboratorium, PT Diagnos Laboratorium Utama berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering/(IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 15 Januari 2020.
Mengacu prospektus yang diterbitkan, perseroan berencana melepas sebanyak 250 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Jumlah tersebut setara 20% dari nilai yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Saat ini Diagnos merupakan perusahaan klinik laboratorium yang terafiliasi dengan Bundamedik Healthcare System (BMHS). Saat ini, perusahaan sudah memiliki 8 cabang yang tersebar dari Padang, Depok, Jakarta, Tangerang Selatan hingga Denpasar.
Perseroan berencana menggunakan dana hasil IPO sebesar 42,6% untuk pengembangan usaha meliputi pembangunan laboratorium utama, pembangunan cabang di Medan, Surabaya dan Makassar pada tahun 2021. Selain itu, perseroan juga akan mengoptimalkan operasional di cabang-cabang yang eksisting.
Rincannya, sebesar 16,7% akan digunakan untuk pembelian peralatan. Sekitar 9,9% untuk pembelian kendaraan roda empat sebanyak 18 unit. Sekitar 16% untuk pembangunan bangunan laboratorium.
"Sekitar 57,4% akan digunakan untuk modal kerja perseroan," tulis Diagnos Laboratorium, Senin (14/12/2020).
Mengacu struktur pemegang saham Diagnos sampai dengan Oktober 2020, sebesar 51% saham perseroan atau setara 510 juta saham digenggam PT Bunda Investama Indonesia. Sedangkan, PT Bundamedik menggenggam kepemilikan sebesar 49% atau setara 490 juta saham.
Rencananya, masa penawaran akan berlangsung pada 14-21 Desember 2020 dengan perkiraan perolehan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 29 Desember. Masa penawaran umum perdana saham diperkirakan pada 4-8 Januari 2020. Tanggal penjatahan pada 12 Januari 2020. Sedangkan, pencatatan di Bursa Efek Indonesia diperkirakan pada 15 Januari mendatang.
Dalam aksi korporasi ini, Diagnos Laboratorium Utama menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Masih Dihantui Covid-19, Ada 11 Perusahaan Antre IPO