AS Kembali Melunak Lawan China, Bursa Asia Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 September 2019 17:48
Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini di zona hijau.
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (20/9/2019) di zona hijau: indeks Nikkei menguat 0,16%, indeks Shanghai naik 0,24%, indeks Straits Times terkerek 0,03%, dan indeks Kospi bertambah 0,54%.

Asa damai dagang AS-China yang kian terasa sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.

Melansir Bloomberg, kemarin (19/9/2019) delegasi setingkat wakil menteri dari pihak AS dan China menggelar perbincangan guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan.

Negosiasi tingkat tinggi tersebut direncanakan untuk digelar di Washington dan akan melibatkan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.

AS Kembali Melunak Lawan China, Bursa Saham Asia MenghijauFoto: Wakil Perdana Menteri China Liu He berjabat tangan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di luar kantor Perwakilan Dagang AS di Washington, AS, (9/5/2019). (REUTERS / James Lawler Duggan)


Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang akan kembali dilanjutkan pada hari ini, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS. 

Melansir Global Times selaku media yang dikontrol oleh Partai Komunis China, ditunjuknya Liao Min untuk memimpin delegasi China dipandang oleh para analis dapat membawa angin segar bagi hubungan dagang AS-China. Untuk diketahui, delegasi China dalam perbincangan guna mempersiapkan negosiasi tingkat tinggi dengan AS sebelumnya dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen.

Sebelumnya pada hari Rabu (18/9/2019), Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa AS dan China dapat meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat. Pernyataan dari Trump tersebut lantas melengkapi pernyataan serupa sehari sebelumnya kala dirinya mengungkapkan optimisme bahwa AS dan China akan segera bisa meneken kesepakatan dagang.


Trump mengatakan di hadapan reporter bahwa China telah membeli produk-produk pertanian asal AS dalam jumlah yang besar, sebelum kemudian mengatakan bahwa kesepakatan dagang dengan China bisa diteken sebelum gelaran pemilihan presiden (Pilpres) di AS pada tahun 2020 atau sehari setelahnya.

Perkembangan terbaru, AS kembali melunak terhadap China. CNBC International kini telah mengonfirmasi bahwa AS akan secara temporer membebaskan lebih dari 400 produk impor asal China dari bea masuk tambahan yang mulai dikenakan pada tahun lalu. Konfirmasi tersebut dilakukan CNBC International dengan dasar tiga dokumen yang akan dipublikasikan oleh Kantor Perwakilan Dagang AS pada hari ini.

Barang-barang yang akan dibebaskan secara sementara dari pengenaan bea masuk tambahan meliputi lampu pohon natal, sedotan plastik, kalung anjing, radiator aluminium untuk kendaraan bermotor, serta komponen dari penyedot debu untuk kolam renang.


Dengan sikap AS yang kembali melunak terhadap China, diharapkan kedua negara bisa benar-benar meneken kesepakatan dagang. Kesepakatan dagang AS-China dipandang dapat menjadi kunci untuk menghindarkan perekonomian keduanya dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Kala dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia bisa menghindari yang namanya hard landing, maka perekonomian dunia akan bisa dipacu untuk melaju di level yang tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/tas) Next Article Top! Awal Tahun Bursa Asia Hijau, Tanda akan Bangkitkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular