
Sedih! Tak Ada Happy Weekend Bagi IHSG
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 September 2019 16:56

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia kemarin kembali memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps), dari 5,5% menjadi 5,25%.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 September 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/9/2019).
Sayanya, keputusan BI tidak disambut positif oleh pelaku pasar yang cemas akan nada-nada hawkish yang dikirimka noleh Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed).
Hasil Rapat Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) memang mengumumkan keputusan yang sesuai dengan keinginan pasar, yakni memangkas federal funds rate (FFR) sebesar 25 basis poin ke rentang 1,75%-2%.
Sayangnya dalam konferensi pers, Powell kembali menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil guna mempertahankan ekspansi ekonomi dan sebagai ‘penyesuaian di pertengahan siklus/midcycle adjustment’. Jadi, langkah tersebut bukan strategi untuk mendorong tingkat suku bunga acuan ke level yang lebih rendah ke depannya.
"Biar saya perjelas: yang saya maksud adalah itu (pemangkasan tingkat suku bunga acuan) bukanlah merupakan awal dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif," kata Powell pada bulan Juli silam, dilansir dari CNBC International.
"Kami tak melihat arahnya ke sana (era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan). Anda akan melakukannya jika Anda melihat pelemahan ekonomi yang signifikan dan jika Anda berpikir bahwa federal funds rate perlu dipangkas secara signifikan. Itu bukanlah skenario yang kami lihat."
Pernyataan tersebut lantas menegaskan kembali komentar Powell di bulan Juli bahwa The Fed tidaklah sedang memulai era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan.
Jika fakta ini benar adanya, maka selisih imbal hasil instrumen keuangan berbasis rupiah dengan aset keuangan berbasis dolar akan semakin tipis. Hal ini membuat pelaku pasar enggan menggelontorkan dana mereka di pasar keuangan Indonesia. Indikasi tersebut sudah terlihat dari investor asing yang membukukan aksi jual bersih pada perdagangan hari ini mencapai Rp 833,82 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 September 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/9/2019).
Sayanya, keputusan BI tidak disambut positif oleh pelaku pasar yang cemas akan nada-nada hawkish yang dikirimka noleh Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed).
Sayangnya dalam konferensi pers, Powell kembali menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil guna mempertahankan ekspansi ekonomi dan sebagai ‘penyesuaian di pertengahan siklus/midcycle adjustment’. Jadi, langkah tersebut bukan strategi untuk mendorong tingkat suku bunga acuan ke level yang lebih rendah ke depannya.
"Biar saya perjelas: yang saya maksud adalah itu (pemangkasan tingkat suku bunga acuan) bukanlah merupakan awal dari pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang agresif," kata Powell pada bulan Juli silam, dilansir dari CNBC International.
"Kami tak melihat arahnya ke sana (era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan). Anda akan melakukannya jika Anda melihat pelemahan ekonomi yang signifikan dan jika Anda berpikir bahwa federal funds rate perlu dipangkas secara signifikan. Itu bukanlah skenario yang kami lihat."
Pernyataan tersebut lantas menegaskan kembali komentar Powell di bulan Juli bahwa The Fed tidaklah sedang memulai era panjang pemangkasan tingkat suku bunga acuan.
Jika fakta ini benar adanya, maka selisih imbal hasil instrumen keuangan berbasis rupiah dengan aset keuangan berbasis dolar akan semakin tipis. Hal ini membuat pelaku pasar enggan menggelontorkan dana mereka di pasar keuangan Indonesia. Indikasi tersebut sudah terlihat dari investor asing yang membukukan aksi jual bersih pada perdagangan hari ini mencapai Rp 833,82 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
Pages
Most Popular