Perhatian! Hingga Akhir 2019, Harga Rokok akan Merangkak Naik

Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 September 2019 14:04
Hal untuk mengantisipasi kemampuan beli bagi perokok dan mempertahankan pangsa pasar.
Foto: Ilustrasi Produk Rokok (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Analis memperkirakan produsen rokok akan meningkatkan harga jual rata-rata (average selling price) jelang akhir tahun ini.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi kenaikan harga jual yang signikan terjadi di tahun depan seiring dengan penerapan kenaikan cukai sebesar 23% mulai 1 Januari 2020.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan secara historis produsen rokok akan melakukan peningkatan harga jual sebelum tarif baru diberlakukan. Hal untuk mengantisipasi kemampuan beli bagi perokok dan mempertahankan pangsa pasar.

"Secara historis, pemain industri besar tidak meneruskan biaya pajak cukai yang lebih tinggi secara langsung, tetapi sebaliknya melakukannya secara bertahap menjelang akhir kuartal keempat, untuk mengurangi dampaknya keterjangkauan bagi perokok dan mempertahankan pangsa pasar," kata Christine dalam risetnya, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (20/9/2019).

Ketakutan lainnya yang muncul dengan peningkatan harga yang signifikan adalah meningkatnya pemain ilegal ke pasar karena kesenjangan harga yang tinggi.

Meski akan terjadi kenaikan harga jual, para produsen rokok ini diperkirakan akan mengalami penurunan laba bersih. Hal ini disebabkan karena pemerintah memberikan diskon kenaikan cukai untuk produk sigaret kretek tangan (SKT) hanya sebesar 10%.

Namun sayangnya PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dua pemain besar untuk sigaret kretek mesin (SKM) yang dikenakan tarif lebih tinggi. SKM ini berkontribusi ke penjualan perusahaan masing-masing sebesar 72,8% dan 91%.

Diperkirakan pada 2020 nanti laba bersih HMSP tahun depan akan turun sampai dengan 16% secara year on year (YoY). Penurunan ini didorong oleh menurunnya segmen rokok putih dan diikuti oleh segmne SKM.

Sedangkan untuk GGRM, tahun depan juga tak akan menjadi tahun yang. mudah. Analis ini memperkirakan akan terjadi penurunan laba mencapai 11%, sehingga total revisi penurunan laba GGRM akan menjadi 22% YoY.

Penurunan laba ini disebabkan karena dua hal, yakni harga pokok penjualan lebih tinggi dan marjin lebih rendah dan potensi volume penjualan yang lebih rendah, karena pertumbuhan upah minimum di bawah usulan kenaikan pajak cukai rokok.
(hps/hps) Next Article Babak Belur, Saham HMSP & GGRM Sempat Anjlok Lebih 20%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular