Waduh! Investasi Rp 100 juta di Saham LPPF, Boncos Rp 46 juta

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 September 2019 10:16
Tercatat dari 45 saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45, hampir setengahnya (21 saham) justru melemah sepanjang tahun ini.
Foto: Matahari Departement Store. (Dok. DetikCom/Sylke Febrina Laucereno)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar harap cermat saat berinvestasi di pasar saham Indonesia. Pasalnya, saham yang masuk dalam kategori paling likuid pun tidak dapat memberikan jaminan cuan yang tinggi.

Tercatat dari 45 saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45, hampir setengahnya (21 saham) justru melemah sepanjang tahun ini.

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menjadi emiten dengan cuan paling bontot karena terkoreksi hingga 45,89%, dari Rp 5.600/unit pada 28 Desember 2018 menjadi Rp 3.030/unit per 19 September 2019. Artinya, investor dapat kehilangan hampir setengah dari uang yang ditanamkan di emiten asuhan Grup Lippo tersebut.

Sebagai analogi tambahan, jika Anda berinvestasi Rp 100 juta pada saham LPPF sejak awal tahun, yakni di harga Rp 5.600/unit saham, maka jumlah saham yang dimiliki sekitar 17.857 unit saham perusahaan.

Nah, jika kemarin Anda merealisasikan cuan kemarin (19/9/2019) saat harga saham perusahaan dihargai Rp 3.030/unit saham, dengan jumlah saham yang sama, nilai uang Ada akan terkikis ke level Rp 54,11 juta. Berarti, dalam 9 bulan Anda kehilangan uang hingga Rp 45,89 juta.

Pelaku pasar asing bahkan turut mengobral saham emiten pengelola merek Matahari dan Hypermart tersebut. Sepanjang tahun berjalan investor asing telah membukukan aksi jual bersih hingga Rp 1,04 triliun.

Lebih lanjut, pada dasarnya tekanan jual yang dihadapi LPPF wajar terjadi mengingat dalam beberapa tahun belakangan ini kinerja perusahaan tertekan seiring dengan persaingan yang ketat dan perubahan tren konsumsi masyarakat.

Tahun lalu, laba bersih perusahaan anjlok hingga 42% menjadi Rp 1,1 triliun, dari tahun sebelumnya Rp 1,91 triliun. Koreksi ini menandai kontraksi laba bersih selama 2 tahun berturut-turut. Pada tahun 2017, laba bersih perusahaan terkontraksi sebesar 6%.

Anjloknya laba bersih pada tahun 2018 disebabkan oleh pengakuan kerugian atas investasi MatahariMall.com senilai Rp 769,77 miliar.

Kemudian, pada paruh pertama tahun ini, LPPF tercatat mampu membukukan keuntungan sebesar Rp 1,16 triliun. Akan tetapi nilai tersebut turun dibandingkan perolehan laba semester I-2018 yang ada di Rp 1,34 triliun.

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan berpendapat, emiten ritel menghadapi tekanan berat di semester pertama karena berlangsungnya perhelatan politik Pilpres 2019.

Kondisi ini menyebabkan peritel cenderung menahan diri untuk melakukan ekspansi gerai, bahkan tidak sedikit yang menutup gerai karena mengalami kerugian.

"Hadirnya platform e-commerce dan perubahan perilaku konsumen juga berdampak bagi emiten sektor ritel," ungkap Alfred, kepada CNBC Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Penjualan Stagnan per September, Laba Bersih LPPF Amblas 21%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular