BI Sudah Beri 'Steroid', Kenapa Rupiah Masih Lemas Juga?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 September 2019 09:32
'Steroid' dari BI Belum Terasa
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sepertinya pelaku pasar belum terlalu merespons hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang begitu agresif. Kemarin, Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5,25%.

Tidak hanya itu, bank sentral juga memberlakukan pelonggaran ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan memasukkan pinjaman sebagai pendanaan bank. Plus pelonggaran makroprudensial berupa kenaikan Loan to Value (LTV) properti dan penurunan uang muka kendaraan bermotor.


BI terlihat sudah menerapkan skema total football. Begitu banyak instrumen yang diumumkan dalam sehari demi menggenjot pertumbuhan ekonomi. Dengan 'pengawalan' MH Thamrin, diharapkan ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif dan terhindar dari resesi.


Semestinya hasil RDG kemarin menjadi 'steroid' bagi pasar keuangan dalam negeri. Namun ternyata tidak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun loyo. Pada pukul 09:07 WIB, IHSG melemah tipis 0,03%.

Ada kemungkinan pasar menilai bahwa stimulus moneter dari BI hanya mendorong ekonomi dari sisi penawaran (supply). Penurunan suku bunga, pelonggaran uang muka, pelonggaran RIM, intinya adalah agar perbankan bisa menawarkan kredit lebih banyak agar perekonomian bergerak.

Namun walau penawaran sudah diamankan, kalau permintaan (demand) tidak ada mau bilang apa? Kemarin BI mengumumkan bahwa pertumbuhan kredit pada Juli adalah 9,6% year-on-year (YoY). Laju terlemah dalam setahun terakhir.

Sektor properti, yang menjadi sasaran BI, juga sedang lesu. Pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal II-2019 hanya sebesar 1,47% (YoY). Angka pertumbuhan tersebut merupakan yang paling kecil setidaknya sejak 2012.



Oleh karena itu, masuk aka jika pelaku pasar menilai ada risiko amunisi yang ditembakkan BI hanyalah peluru hampa. Sebab kalau masalah perlambatan ekonomi domestik adalah di sisi permintaan, maka stimulus BI sulit terlihat dampaknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular