
BI Sudah Beri 'Steroid', Kenapa Rupiah Masih Lemas Juga?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 September 2019 09:32

Mungkin pelemahan rupiah disebabkan oleh sejumlah faktor yang melibatkan dinamika di dalam negeri. Pertama, rupiah sudah menguat lumayan tajam dalam sebulan terakhir yaitu mencapai 1,24%.
Oleh karena itu, investor sudah mendapat untung lumayan besar dari rupiah. Pasti ada saja saat-saat di mana rupiah mengalami tekanan jual karena pelaku pasar ramai-ramai mencairkan cuan tersebut.
Kedua, rupiah juga sepertinya terpapar dampak kenaikan harga minyak. Pada pukul 08:58 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet naik masing-masing 0,78% dan 1,14%.
Sebagai negara net importir minyak, kenaikan harga tentu sangat membebani Indonesia. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan semakin tertekan, dan aliran valas dari ekspor-impor barang dan jasa bakal seret.
Akibatnya, pijakan rupiah menjadi rapuh karena ditopang oleh arus modal portofolio di pasar keuangan (hot money) yang gampang datang dan pergi. Oleh karena itu, rupiah akan rentan melemah saat transaksi berjalan tertekan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Oleh karena itu, investor sudah mendapat untung lumayan besar dari rupiah. Pasti ada saja saat-saat di mana rupiah mengalami tekanan jual karena pelaku pasar ramai-ramai mencairkan cuan tersebut.
Sebagai negara net importir minyak, kenaikan harga tentu sangat membebani Indonesia. Neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account) akan semakin tertekan, dan aliran valas dari ekspor-impor barang dan jasa bakal seret.
Akibatnya, pijakan rupiah menjadi rapuh karena ditopang oleh arus modal portofolio di pasar keuangan (hot money) yang gampang datang dan pergi. Oleh karena itu, rupiah akan rentan melemah saat transaksi berjalan tertekan.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(aji/aji)
Next Page
'Steroid' dari BI Belum Terasa
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular