
Harga Minyak Brent Naik 2%, Light Sweet Naik 1%, Ada Apa Sih?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 September 2019 07:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik di perdagangan pagi ini. Kenaikan harga si emas hitam pun lumayan signifikan.
Pada Jumat (20/9/2019) pukul 06:54 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 2,12%. Sementara light sweet juga naik cukup tajam tetapi tidak setinggi brent, 'hanya' 1,2%.
Lonjakan harga minyak terjadi akibat dinamika di Timur Tengah. Serangan terhadap ladang minyak milik Saudi Aramco pada akhir pekan lalu berbuntut panjang.
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menuding Iran sebagai otak sekaligus eksekutor serangan tersebut. Bahkan Negeri Adidaya mulai mengumpulkan koalisi untuk membahas serangan balik. Seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengungkapkan, AS sedang melakukan konsultasi dengan Arab Saudi untuk serangan dari utara (Iran).
Presiden AS Donald Trump mengatakan masih banyak opsi yang bisa ditempuh. Namun kalau seluruh opsi gagal, maka ada upaya terakhir.
"Ada banyak pilihan. Memang ada pilihan terakhir, tetapi ada yang lainnya. Saya bisa bilang bahwa pilihan terakhir itu adalah perang," tegasnya seperti diberitakan Reuters.
Hubungan AS-Iran memang sedang panas. Kemarin, Trump telah memerintahkan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menambah sanksi ekonomi kepada Iran.
Terbukanya kemungkinan Perang Teluk III membuat pelaku pasar kembali resah. Sebab kalau sampai terjadi perang (amit-amit jabang bayi) maka pasokan minyak dari Timur Tengah pasti terhambat.
Kekhawatiran itu diterjemahkan dengan memborong minyak sedari sekarang. Tingginya permintaan membuat harga komoditas ini melesat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Pada Jumat (20/9/2019) pukul 06:54 WIB, harga minyak jenis brent melonjak 2,12%. Sementara light sweet juga naik cukup tajam tetapi tidak setinggi brent, 'hanya' 1,2%.
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menuding Iran sebagai otak sekaligus eksekutor serangan tersebut. Bahkan Negeri Adidaya mulai mengumpulkan koalisi untuk membahas serangan balik. Seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS mengungkapkan, AS sedang melakukan konsultasi dengan Arab Saudi untuk serangan dari utara (Iran).
Presiden AS Donald Trump mengatakan masih banyak opsi yang bisa ditempuh. Namun kalau seluruh opsi gagal, maka ada upaya terakhir.
"Ada banyak pilihan. Memang ada pilihan terakhir, tetapi ada yang lainnya. Saya bisa bilang bahwa pilihan terakhir itu adalah perang," tegasnya seperti diberitakan Reuters.
Hubungan AS-Iran memang sedang panas. Kemarin, Trump telah memerintahkan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menambah sanksi ekonomi kepada Iran.
Terbukanya kemungkinan Perang Teluk III membuat pelaku pasar kembali resah. Sebab kalau sampai terjadi perang (amit-amit jabang bayi) maka pasokan minyak dari Timur Tengah pasti terhambat.
Kekhawatiran itu diterjemahkan dengan memborong minyak sedari sekarang. Tingginya permintaan membuat harga komoditas ini melesat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!
Most Popular