
Phapros Siap Rights Issue Rp 1 T, Begini Skemanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi PT Phapros Tbk (PEHA) akan melaksanakan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target dana sekitar Rp 1,1 triliun.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam gelaran rights issue tersebut sebanyak 862 juta saham dengan nilai nominal Rp 100/saham. Adapun harga pelaksanaan rights issue ini belum ditentukan, kendati manajemen menegaskan target maksimal Rp 1,1 triliun.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PEHA pada Kamis ini (19/9/2019) di level Rp 1.390/saham. Dengan asumsi harga rerata saham PEHA di level Rp 1.381/saham, maka perkiraan dana rights issue sebesar Rp 1,19 triliun.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami menyampaikan, Phapros telah mengantongi persetujuan dari pemegang saham mengenai rencana penawaran umum terbatas (PUT) I pada 26 Agustus lalu.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebagai pemegang saham pengendali Phapros telah menyetujui aksi korporasi ini melalui surat yang disampaikan pada 28 Maret 2019. Kimia Farma juga telah memberikan uang muka setoran senilai Rp 395,95 miliar.
Nilai ini adalah jumlah minimal pelaksanaan penambahan modal sesuai undang-undang yang berlaku.
Dengan HMETD ini, maka komposisi kepemilikan saham akan berubah, Kimia Farma akan menggenggam 56,77% saham, Masrizal A Syarief menggenggam 9,02% selebihnya saham publik sebesar 34,21%.
Namun, apabila ada yang memutuskan tidak mengeksekusi haknya akan terjadi efek dilusi maksimum 50,67%.
"Dana hasil PUT sekitar 50% akan digunakan untuk pengembangan usaha dan anak usaha perseroan, baik secara organik maupun anorganik. Sekitar 20% untuk pembayaran sebagian utang jangka pendek. Sisanya 30% untuk memenuhi modal kerja," tulis Phapros, dalam prospektus yang disampaikan, Kamis (19/9/2019).
Dilihat dari capaian kinerja paruh pertama 2019, perusahaan dengan kode saham PEHA itu mencatatkan penjualan Rp 552,11 miliar, naik 35,53% dari dengan penjualan semester I-2018 senilai Rp 407,37 miliar.
Namun demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9,41% menjadi Rp 47,75 miliar pada semester pertama tahun ini dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 52,71 miliar.
(tas) Next Article Cuan! Kimia Farma Bagi Dividen Rp 15/Saham
