
IHSG Ditutup Lesu, Cermati Saham Bank & Properti Esok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis menilai penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini (19/9/2019) telah diprediksi oleh pasar. Namun, tak terlalu berdampak positif pada pasar kecuali untuk sektor-sektor tertentu.
Pada perdagangan Kamis ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,51% ke level 6.244,47. Sejak awal perdagangan, IHSG nyaris tak pernah merasakan manisnya zona hijau.
Analis MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan keputusan BI memangkas suku bunga ini bukan sesuatu yang mengejutkan lantaran telah sesuai dengan estimasi data konsensus pasar yaitu sebesar 25 basis poin (bps).
"Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan saham domestik saat ini terutama khususnya untuk sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti properti dan perbankan," kata Thendra kepada CNBC Indonesia (19/9/2019).
Namun, pasar tampaknya kurang mengapresiasi keputusan ini lantaran indeks ditutup koreksi.
Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, menyebutkan koreksiĀ ini disebabkan karena prediksi penurunan suku bunga oleh The Fed, bank sentral AS, yang meleset dari perkiraan.
Pasar memprediksi The Fed seharusnya bisa lebih agresif dari pada hanya menurunkan 25 bps.
"Fed di bawah ekspektasi pandangan cut rate ke depannya. Padahal kita ekspektasi harusnya lebih agresif, makanya reaksi pasar kurang bergairah," kata dia.
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Edwin Sebayang menyebutkan penurunan suku bunga hanya berpengaruh pada indeks sektor properti yang menerima angin segar.
Pasar justru saat ini lebih mengkhawatirkan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Serta Pasar menginginkan pemerintah menurunkan PPh Badan (perusahaan) dan PPh perseroangan," terangnya.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps), dari 5,5% menjadi 5,25%.
"RDG BI pada 18-19 September 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,25%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/9/2019).
(tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
