
Penguatan Beruntun Dolar Australia Dibabat Rupiah Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia akhirnya melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (18/9/19) setelah mencatat penguatan dua hari beruntun. Total dalam dua hari tersebut, dolar Australia menguat 0,74%.
Pada perdagangan hari ini Mata Uang Kanguru harus mengakui keunggulan Mata Uang Garuda, setelah dibuat melemah 0,7% ke level Rp 9.603,78/AU$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Itu artinya penguatan dua hari beruntun hampir dibabat habis.
Rupiah kembali mendapat tenaga menguat setelah meredanya kecemasan akan terjadinya Perang Teluk, serta harga minyak mentah yang tidak lagi menguat tajam.
Presiden AS Donald Trump sudah menyatakan tidak akan berperang dengan Iran. Perang hanya akan membuat harga minyak mentah semakin tinggi, dan berdampak buruk bagi perekonomian global yang saat ini sedang melambat.
Sementara suplai minyak dari Arab Saudi disebut akan segera pulih membuat harga minyak tidak lagi melesat naik, bahkan melemah pada Selasa kemarin. Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan produksi minyak Arab Saudi akan kembali normal di akhir September.
Presiden Trump juga menyebar harapan akan adanya kesepakatan dagang dengan China. Trump mengatakan China membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar, dan menyatakan kesepakatan dagang kemungkinan akan tercapai sebelum Pemilu di AS tahun 2020, atau sehari setelahnya.
Sementara itu dolar Australia sedang tertekan oleh rilis notulen rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) menunjukkan para anggota dewan mempertimbangkan untuk kembali memangkas suku bunga untuk menstimulasi perekonomian, dan mendorong kenaikan inflasi.
Suku bunga rendah juga akan ditahan dalam waktu yang lama untuk memperkuat pasar tenaga kerja dan mencapai target inflasi. RBA juga menyoroti perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China membuat risiko pelambatan ekonomi global yang semakin meningkat.
Peluang pemangkasan suku bunga di Australia yang kembali terbuka tersebut membuat dolar Australia tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah
