
Aneh! Dibuka Merah, IHSG Langsung Balik Arah ke Zona Hijau

Walaupun sejauh ini IHSG menunjukkan kinerja yang oke, pelaku pasar patut berhati-hati. Pasalnya, rupiah masih saja keok pada perdagangan hari ini. Pasca melemah sebesar 0,54% melawan dolar AS pada perdagangan kemarin, pada perdagangan hari ini rupiah membukukan depresiasi sebesar 0,39% di pasar spot ke level Rp 14.090/dolar AS.
Tekanan bagi rupiah salah satunya masih datang dari rilis data perdagangan internasional periode Agustus 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Sepanjang bulan Agustus, BPS mencatat bahwa ekspor jatuh 9,99% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih dalam dibandingkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan kontraksi sebesar 5,7% saja.
Sementara itu, impor terkontraksi sebesar 15,6%, juga lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 11,295%. Alhasil, neraca dagang hanya membukukan surplus sebesar US$ 85 juta, jauh lebih kecil dari proyeksi yang sebesar US$ 146 juta.
Surplus neraca dagang yang lebih rendah dari ekspektasi membuat pelaku pasar khawatir bahwa defisit transaksi berjalan/currenct account deficit (CAD) akan terus bengkak di kuartal III-2019.
Pada kuartal I-2019, BI mencatat CAD berada di level 2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 2,01% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 3,04% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 3,01% dari PDB.
Ketika CAD tak juga bisa diredam, rupiah memang akan mendapatkan tekanan. Untuk diketahui, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 16,6 miliar di pasar saham tanah air (pasar reguler). Jika pelemahan rupiah tak juga bisa diredam atau bahkan bertambah parah, aksi jual yang dilakukan oleh investor asing bisa bertambah deras dan menyeret IHSG kembali ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)