
Fasilitas Minyak Arab Saudi Diserang, Riyal Malah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang riyal Arab Saudi menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (16/9/19), padahal fasilitas minyak mentah Arab Saudi diserang pesawat nirawak atau drone dan situasi di Timur Tengah sedang tegang.
Riyal pada perdagangan hari ini menguat 0,54% ke Rp 3.741 di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Sebagaimana diketahui pada Sabtu pekan lalu, dua fasilitas milik Saudi Aramco diserang pesawat drone. Serangan ini menyebabkan kebakaran di dua fasilitas milik perusahaan minyak tersebut.
Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi Amerika Serikat (AS)justru mengatakan Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.
Presiden Trump kini menyatakan bersiap untuk memberikan serangan balasan, tapi masih menunggu Pemerintah Arab Saudi memastikan siapa pelakunya. Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
Sepanjang pekan lalu rupiah sedang berjaya hampir terhadap semua mata uang termasuk riyal yang dibuat melemah hampir 1%. Karena itu muncul aksi ambil untung (profit taking) yang membuat riyal mampu menguat pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Selamat! Lawan Riyal, Rupiah Menguat Tiga Pekan Beruntun
