Terkapar Lawan Riyal, Rupiah Melemah Hampir 1% dalam 2 Hari

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 September 2019 18:38
Serangan dua fasilitas minyak Arab Saudi lebih berdampak buruk terhadap rupiah ketimbang riyal.
Foto: File Foto: Penukar mata uang Saudi menampilkan uang kertas Saudi Riyal di toko penukaran mata uang di Riyadh, Arab Saudi 27 Juli 2017. REUTERS / Faisal Al Nasser

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang riyal Arab Saudi kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (17/9/19). Total sejak awal pekan kemarin, riyal menguat hampir 1%.

Pada perdagangan hari ini riyal menguat 0,4% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara Senin kemarin menguat 0,54%, sehingga total dalam dua hari riyal menguatc 0,94%, dan berada di level terkuat dalam satu pekan terakhir.

Serangan dua fasilitas minyak Arab Saudi lebih berdampak buruk terhadap rupiah ketimbang riyal.


Akibat rusaknya dua fasilitas tersebut produksi minyak Arab Saudi sebanyak 5,7 juta barel/hari terhenti, jumlah tersebut lebih dari separuh produksi Negeri Gurun Pasir.  Angka 5,7 juta barel/hari juga sekira 5% produksi dunia, sehingga suplai minyak dunia sudah pasti terganggu.

Akibatnya, harga minyak berpeluang terus naik. Analis dari Goldman Sachs mengatakan jika produksi minyak Arab Saudi belum pulih dalam enam pekan ke depan, maka harga minyak Brent akan mencapai US$ 75 per barel, sebagaimana dilansir CNBC International.  

Kenaikan harga minyak mentah bukan kabar bagus bagi Indonesia, beban impor akan membengkak. Data yang dirilis BPS Senin kemarin menunjukkan surplus neraca dagang, berkat surplus di sektor non-migas. Dari sektor migas masih mengalami defisit US$ 755,1 juta.

Defisit tersebut bisa membengkak jika harga minyak mentah terus terbang tinggi, dampaknya neraca dagang berpotensi mengalami defisit lagi, dan tentunya akan berdampak defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang selama ini menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia.

Hal tersebut yang membuat sulit bangkit dan mengulang performa apik pekan lalu, saat berhasil menekan riyal hingga mendekati level terlemah di tahun ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular