
Top! Rupiah Tekan Riyal ke Level Terlemah Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata Riyal kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (13/9/19) hingga mendekati level terlemah tahun ini.
Riyal pada perdagangan hari ini melemah 0,13% ke level Rp 3.722 di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelum berada di level tersebut, riyal sempat melemah hingga 0,59% ke level Rp 3.705, sementara level terlemah tahun ini Rp 3.702. Sedikit lagi Mata Uang Garuda bisa memecahkan rekor tersebut.
Rupiah sedang mendapat sentimen positif dari membaiknya persepsi pelaku pasar terhadap kondisi finansial global. Sepanjang pekan ini harapan akan damai dagang Amerika Serikat (AS) dengan China semakin membuncah setelah kedua negara semakin mesra.
Pemerintah Tiongkok Rabu kemarin menghapus pengenaan bea masuk untuk importasi 734 produk AS di antaranya daging sapi, daging babi, kedelai, dan tembaga.
Presiden AS Donald Trump memuji langkah ini. Menurut Trump, Beijing sudah melakukan langkah besar. "Mereka (China) pernah membuat sejumlah kebijakan yang cukup baik. Saya rasa ini gestur yang baik. Namun yang sekarang adalah langkah besar," kata Trump, seperti diwartakan Reuters.
Terbaru pada Kamis (12/9/2019) waktu AS, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menandatangani perjanjian penuh dengan Beijing, tetapi dia membuka opsi untuk mencapai kesepakatan sementara.
"Bayak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis mengatakan kesepakatan sementara--artinya kita akan mendahulukan yang mudah dulu. Tetapi tidak ada yang mudah atau sulit. Ada kesepakatan atau tidak ada kesepakatan. Tapi itu sesuatu (opsi) yang akan kita pertimbangkan, kurasa," ujar Trump seperti dikutip CNBC International.
Persepsi pelaku pasar semakin membaik setelah European Central Bank (ECB) menggelontorkan paket stimulus moneter.
ECB pada Kamis kemarin memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.
Selain memangkas suku bunga, bank sentral pimpinan Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun lalu.
Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Berdasarkan rilis ECB yang dilansir Reuters, QE kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.
Faktor-faktor tersebut membuat para investor kembali masuk ke aset-aset yang memberikan return tinggi, dan rupiah menjadi salah satu yang mendapat berkah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Selamat! Lawan Riyal, Rupiah Menguat Tiga Pekan Beruntun
