Internasional

Waduh! Pemberontak Janji Serang Lagi Fasilitas Minyak Saudi

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
16 September 2019 15:44
Waduh! Pemberontak Janji Serang Lagi Fasilitas Minyak Saudi
Foto: Juru Bicara Militer Houthi, Yahya Sarea mengumumkan tanggung jawab kelompok tersebut atas serangan terhadap fasilitas Aramco di kota timur Abqaiq. (AL Masira TV via REUTERS TV)
Jakarta, CNBC Indonesia- Ancaman teror masih akan berlanjut pada fasilitas produksi minyak di Arab Saudi. Hal ini diungkapkan pemberontak Houthi di Yaman sebagaimana dilansir Bloomberg, Senin (16/9/2019).

Dalam pernyataan resminya, para pemberontak mengatakan akan terus menargetkan instalasi minyak negara kerjaan itu sebagai sasaran serangan.
"Senjata kami bisa menjangkau area mana saja di Arab Saudi," ujar pemberontak Houthi dalam siaran televisi miliknya.

Sabtu lalu, kelompok ini menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas kilang minyak mentah di dunia di Abqaiq. Serangan dilakukan Sabtu pagi sekitar pukul 04.00 dengan pesawat tanpa awak.


Fasilitas Khurais yang berjarak 250 kilometer dari Dhahran memompa sekitar 1,5 juta barel minyak per hari. Sedangkan fasilitas Abqaiq adalah tempat pemrosesan minyak terbesar di dunia dengan kapasitas lebih dari 7 juta barel per hari.

Akibat serangan ini, Arab Saudi memangkas produksi minyaknya hingga 50% atau 5,7 juta barel produksi minyak mentah per hari. Alhasil harga minyak mentah sempat naik bahkan WTI melonjak 15%

Sementara itu, ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat memanas seiring serangan drone pada ladang dan kilang minyak milik BUMN Arab Saudi, Saudi Aramco.


AS menuding Iran berada di balik serangan tersebut. Di mana Iran menjadi penopang dana dari kelompok Houthi.

Sekretaris Presiden AS Mike Pompeo mengatakan tidak ada bukti kalau serangan berasal dari Yaman. Menurutnya serangan dilakukan Iran.

Iran pun membantah tuduhan ini. "Pernyataan seperti itu ... lebih seperti merencanakan oleh intelijen dan organisasi rahasia untuk merusak reputasi suatu negara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi.

BERLANJUT KE HAL 2
Akibat tuduhan tersebut, kedua negara bahkan saling ancam dengan kekuatan militer. "Semua pangkalan Amerika dan kapal induk mereka dalam jarak hingga 2.000 kilometer di sekitar Iran, (mereka) berada dalam jangkauan rudal kami," kata Komandan Amirali Hajizadeh.

Presiden AS Donal Trump berujar pihaknya telah siap siaga bila perang akan terjadi. "(AS dalam posisi) locked and loaded tergantung dengan verifikasi [pelakunya]. Tetapi kita tetap harus menunggu penjelasan dari Kerajaan [Saudi] tentang siapa yang mereka percaya menjadi penyebab atas serangan ini, dan dengan syarat apa kita dapat melanjutkan!" ujar Trump.

Ogah Bertemu

Sementara itu,harapan global bahwa akan ada pertemuan antara AS dan Iran di sela-sela Sidang Umum PBB 17-30 September mendatang sepertinya bakal pupus.

"Kami belum merencanakan pertemuan ini, saya juga tidak berpikir hal seperti itu akan terjadi di New York," kata Mousavi sebagaimana dilansir AFP.

Hal senada juga dikatakan Trump. Melalui Twitter-nya, ia berkomentar bahwa pemberitaan terkait keinginan dirinya bertemu Iran adalah palsu.

"Tidak ada kondisi itu. Kalimat itu adalah hal yang tidak benar (seperti biasa!" tulisnya.

[Gambas:Video CNBC]



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular