Pendapatan Melesat 67%, Saham MDKA Malah Dilego Asing Rp 98 M

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 September 2019 17:20
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menduduki posisi jawara sebagai saham yang paling banyak diobral oleh investor asing.
Foto: MDKA Berencana Stock Split Saham 1:5 (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten produsen emas, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menduduki posisi jawara sebagai saham yang paling banyak diobral oleh investor asing alias net sell pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/9/2019).

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, investor asing membukukan aksi jual bersih (Net Foreign Sell/NFS) mencapai Rp 97,63 miliar dengan total nilai transaksi senilai Rp 80,07 miliar.

Alhasil, wajar saja jika akhirnya harga saham perusahaan finis di zona merah dengan melemah 1,29% menjadi Rp 5.750/saham.


Saham MDKA dihantam aksi jual bahkan mencatat NFS tertinggi di saat rilis laporan keuangan semester I-2019 yang menorehkan hasil memuaskan.

Sepanjang paruh pertama tahun ini total pendapatan perusahaan yang dimiliki PT Saratoga Investama Sedaya Tbk and PT Provident Capital Indonesia ini tumbuh hingga 66,95% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi US$ 191,77 juta atau setara Rp 2,68 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$). Pada semester I tahun lalu pendapatan MDKA senilai US$ 114,87 juta.

Pendapatan perusahaan disokong oleh melesatnya penjualan komoditas emas, perak dan tembaga katoda ke luar negeri.

Akan tetapi, dikarenakan beberapa pos beban tumbuh lebih pesat dibandingkan pemasukan, maka kinerja bottom line perusahaan tertekan.

Dengan demikian, keuntungan yang dapat dikantongi MDKA hingga akhir Juni 2019 hanya dapat naik 29,78% YoY menjadi US$ 42,25 juta atau setara Rp 591,54 miliar, dari sebelumnya US$ 32,56 juta.

Laba bersih perusahaan tumbuh lebih kecil dari pemasukan karena tingginya beban pokok pendapatan, beban keuangan, dan kerugian atas selisih mata uang asing.

Pada semester I-2019, beban pokok pendapatan tumbuh lebih dari dua kali lipat (108,1% YoY) karena biaya pengolahan yang melesat. Sedangkan beban keuangan meningkat 75,45% secara tahunan menjadi US$ 8,85 juta, dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,05 juta.


Lalu, MDKA yang awalnya membukukan keuntungan selisih kurs senilai US$ 602.048 di semester I-2019, pada paruh pertama tahun ini malah berbalik jadi rugi selisih kurs sebesar US$ 227.705.

Di lain pihak, dari pos neraca tercatat total aset perusahaan naik 11,47% ke level US$ 889,34 juta dari posisi akhir Desember 2018 yang di level US$ 797,81 juta.

Pada periode yang sama, total liabilitas juga meningkat 19,76% dari US$ 375,66 juta menjadi US$ 449,88 juta. Jika ditilik lebih detil, pos kewajiban perusahaan naik karena utang bank jangka panjang melesat 42,92%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(dwa/tas) Next Article Stock Split Merdeka Copper Gold Disetujui RUPS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular